Dari dulu cinta memang tidak pernah menetap di hati ini. Berawal indah lalu terasa perih dan berakhir dengan sepi dalam kesendirian. Semua menghiasi hanya sementara tak pernah menemani sampai akhir perjalanan ini dan meyakinkan hati. Selalu sendiri tak pernah ada yang satu hati. Skeptis terhadap cinta. Perih yang selalu terasa. Mencoba menerima jika kita tak lagi bersama. Dalam diam apakah ini sebuah kutukan. Ataukah sebuah perjalanan. memahami, menyadari tak ada yang menemani. Semuanya hanya semu. Dalam bayang-bayang imajinasi. Dirimu selalu menawarkan keindahan. Kini terkenang dalam kepahitan rasa rindu. Membeku bersama luka. Menerima kenyataan jika diri ini tak ada yang menemani. Terbiasa sendiri. Tak perlu resah. Tak perlu tangis. Coba tersenyum menghadapi sebuah dilema yang selalu ditinggal pergi.
Bukan merupakan sebuah penyesalan tapi lebih belajar menerima perbedaan. Berbeda jika aku sayang kamu tapi kamu sayang dia. Apakah diri ini tak pantas untuk ditemani dengan ditaburi rasa cinta. Walau hanya setetes air mata kebahagiaan. Jatuh layaknya air hujan membasahi embun pagi memberikan kesejukan hati. Hidup bukan hanya tentang cinta tapi cinta yang selalu mewarnai derainya air kehidupan. Rasa, tumbuh, bersama, pisah, gagal dan patah lagi. Hidup haruskah selucu dan seperih ini. patah dan patah lagi.