Oleh : Fahrullah
Terbangun dari lelapnya tidur.
Bergerak melanjutkan repetisi yang akan dilalui.
Saat ku buka sebuah gawai, melihat histori whatsapp penuh dengan atlet pencak silat seagames 2018.
Terbersit sebuah pertanyaan dalam benakku.
"Apa harus menjadi atlet pencak silat dulu baru bisa menyatukan sebuah perbedaan.
Apa harus melakukan peperangan dulu baru ada perdamaian.
Apa harus menjadi viral dulu baru timbul sebuah kesadaran".
Perbedaan merupakan sebuah anugerah untuk saling menguatkan bukan untuk mencerai beraikan.
Perbedaan akan menjadi kekuatan yang dinamis jika bisa disikapi dengan bijak.
Karena berbeda seharusnya merangkul bukan memukul.
Seperti termaktub dalam
QS. Al-Hujurat ayat 13
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal".
Segala perbedaan dari mulai jenis kelamin, warna kulit, suku, bangsa dan negara.
Pada hakikatnya hanya satu manusia berasal dari keturunan yang sama.
Bukan beropini tentang politik, bukan juga untuk menyudutkan satu pihak dan pihak lainnya.
Tapi hanya sekedar interupsi pagi. Wallahu A'lam Bishawab.
_Mualaf Literasi_
Tidak ada komentar