https://id.pinterest.com/pin/70437489348588/
MINOR
Terasing di kota yang bising
kebenaran kini penjumlahan
menuhankan keseragaman
menyingkirkan yang tak sejalan
berpikir adalah kafir
bertanya adalah durhaka
seragam adalah paham
sepakat adalah tuhan
Orang-orang berenang-renang di tepian
sambil berbual tentang penaklukan badai di lautan
Aku biru, tak sedia kau putihkan
Aku elang, tak mungkin kau kandangkan
Aku jati, tak peduli kau melati
Aku tetap silang, sekalipun kau bulatkan
Aku liku, tak ingin kau luruskan
Biar hilang, aku nyata
Biar kecil, aku berdaya
Biar malang, aku merdeka
Biar mati, aku ada!
Yogya, 2010
JANGAN ADA LUPA DI ANTARA KITA
Di pojokan sana, kawan-kawan. Cak Munir ada di antara kita. Iya, Munir Said Thalib. Seorang yang kupanggil ia; keberanian.
O keberanian, aku tahu masih ada engkau di antara kita. Kawan-kawan, ayo beri jalan kepada keberanian. Kemari, cak. Kemarilah, keberanian. Berdiri paling depan. Demi tanah, air, bulan, bintang, kami rindu kepadamu.
Benar kata Cholil, cak, kau bisa tenggelam di lautan, kau bisa diracun di udara, kau bisa terbunuh di trotoar jalan, tapi sekali tak pernah mati engkau tetap tak pernah mati.
Di pojokan sana, kawan-kawan. Mas Wiji ada di antara kita. Iya, Wiji Thukul. Seorang yang kupanggil ia; kebenaran. O kebenaran aku tahu masih ada engkau di antara kita. Kawan-kawan, diam! biar kebenaran kita dengarkan. Demi waktu, kami rindu kepadamu.
Benar katamu, mas. Suara bisa dibungkam, tapi kebenaran akan terus hidup. Kami tahu kebenaran tidak akan pernah hilang.
Di pojokan sana, kawan-kawan. Marsinah ada di antara kita. Iya, Marsinah. Seorang yang kupanggil ia; energi. Duhai deras energi, aku tahu masih ada engkau diantara kita.
Kawan-kawan, keberanian ada di antara kita
kebenaran ada di antara kita
energi ada di antara kita
jangan ada lupa
di antara kita
Yogya, 2014
Tidak ada komentar