Belakangan ini, sastra kerap dicap sekadar puisi, yang lebai, yang kuno, yang lamban, yang cengeng atau yang urakan! subversif
So, ia dilarang masuk ke rumah-rumah, ke majelis-majelis, ke sekolah-sekolah, padahal sastra itu soal kejujuran, tentang keadilan-kerakyatan, persatuan-kemanusiaan, sastralah kektuhanan.
Namun sastra memang bukan uang, bukan proyek pembenaran pabrikan, yang bisa masuk ke rumah-rumah, ke majelis-majelis, ke sekolah-sekolah.
Ya, coba lihat di rumahmu, disana ada pabrik, di majelis-majelis ada pabrik, di sekolah-sekolah pabrik!
Hampir-hampir saja, harga diri orang dilihat dari gaji pendapatan, bukan keilmuan bukan dari keahlian
Jika sastra telah mati, maka yang hidup tinggal keserakahan
Hidup industri
Kalian saja mati
Tidak ada komentar