Pernyataan Filosof Karl Marx
"Satu-satunya obat dari penderitaan batin adalah sakit pada fisik". (Karl Marx)
Pernyataan tersebut bagi saya tidak serta merta langsung menyetujui ataupun tidak menyetujui dengan dasar beliau adalah filosof dunia. Kata satu-satunya pada pernyataan tersebut berarti tidak ada dua, tiga dan selanjutnya. Sedangkan kata penderitaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kenyataan yang menyedihkan yang harus di tanggung. Dan kata batin sendiri masih menurut KBBI yaitu sesuatu yang terdapat di dalam hati. Penderitaan batin biasanya terjadi karena tekanan di dalam hati yang memengaruhi suasana hati, perasaan, pola pikir dan perilaku hingga aktivitas sehari-hari.
Contoh sederhana dari penderitaan batin yaitu seorang anak yang tidak mendapatkan perhatian berupa waktu lebih dari keluarga baik ibu maupun ayahnya di karenakan kesibukannya bekerja. Dan ada juga seorang istri pertama yang tidak mendapatkan perlakuan adil dari segi waktu dari suaminya di karenakan kesibukan bersama istri keduanya. Jangan terbawa perasaan apabila mendapat pengalaman yang serupa. Serius banget bacanya.
Seketika timbul sebuah pertanyaan, "Apakah seorang anak dan istri tersebut supaya terobati batinnya harus di pukuli dulu, sehingga menyebabkan sakit pada fisik". Tentu secara logika apabila hal tersebut dilakukan akan mengakibatkan sakit ganda batin maupun fisik. Bukan berfungsi sebagai obat yang menyembuhkan, benarkah atau salah. Ini hanya pandangan subjektif dari penulis.
Karl Marx (1818-1883) adalah seorang filosof, sosiolog, jurnalis, ahli ekonomi, dan aktivis revolusi sosial. Ia lahir dari Prussia tanggal 5 Mei 1818. Karya yang paling terkenal adalah The Communist Manifesto (1848) dan Das Kapitalis (1867-1894). Karl Marx adalah filosof dengan banyak penyakit. Ia memiliki masalah liver, rematik, sakit pinggang, sakit kepala, sakit gigi, insomnia, wasir dan lebih parah lagi mengidap hibradenitis suppurative, satu penyakit yang membuat tubuhnya sering bisul-bisul.
Apabila dihubungkan pernyataan di atas dengan kondisi hidup yang di alaminya. Penulis memiliki pandangan bahwa pernyataannya adalah merupakan sebuah keikhlasan untuk menerima takdir hidupnya. Karena kebenaran pernyataannya adalah kondisional akan di ragukan kebenaran pernyataan dengan kondisi yang berbeda.
Terimakasih
#BelajarNulis
#Pena_Senja23
#AkuMenulis
#AkuBebas
#CatatanSenja
Tidak ada komentar