Judul: Gadis Kretek
Penulis: Ratih Kumala
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Kesepuluh, Agustus 2023
Tebal: 2755 halaman
ISBN: 978-979-06-22-8141-5
Blurb
Kaya Wangi Tembakau, Sarat Aroma Cinta
Pak Raja sekarat. Dalam menanti ajal, ia memanggil satu nama perempuan yang bukan istrinya; Jeng Yah. Tiga anaknya, pewaris Kretek Djagad Raja, dimakan gundah. Sang ibu pun terbakar cemburu terlebih karena permintaan terakhir suaminya ingin bertemu Jeng Yah. Maka berpacu dengan malaikat maut, Lebas, Karim dan Tegar, pergi ke pelosok Jawa untuk mencari Jeng Yah, sebelum ajal menjemput sang ayah.
Perjalanan itu bagai napak tilas bisnis dan rahasia keluarga. Lebas, Karim, dan Tegar bertemu pelinting tua dan menguak asal-usul Kretek Djagad Raja hingga menjadi nomer 1 di Indonesia. Lebih dari itu, ketiganya juga mengetahui kisah cinta ayah mereka dengan Jeng Yah, yang ternyata adalah pemilik Kretek Gadis, kretek lokal Kota M yang terkenal pada zamannya.
Apakah Lebas, Karim dan Tegar akhirnya berhasil menemukan Jeng Yah?
Gadis Kretek tidak sekedar bercerita tentang cinta dan pencarian jati diri para tokohnya. Dengan latar Kota M, Kudus, Jakarta, dari peiode penjajahan Belanda hingga kemerdekaan. Gadis Kretek akan membawa pembaca berkenalan dengan perkembangan industri kretek di Indonesia. Kaya akan wangi tembakau sarat dengan aroma cinta.
Gadis Kretek dari judulnya dan dengan diperkuat cover, seorang perempuan yang memegang rokok. Imajinasi pembaca ini tentang seorang perempuan yang merokok. Padahal dari halaman esensinya bukan itu. Gadis Kretek merupakan merk dagang dari keluarga Idroes Moeria.
Halaman awal dikisahkan keluarga Soeraja memiliki tiga orang anak laki-laki yaitu Tegar, Karim dan Lebas. Ketiganya dimakan gundah karena Pak Raja dalam menanti ajalnya menyebut nama Jeng Yah pun istrinya Purwanti terbakar cemburu. Berawal dari sini ketiga anak Pak Raja berhasil menguak kisah cinta Pak Raja dengan Jeng Yah dan pencarian jati diri para tokohnya.
Dari ketiga anak Pak Raja hanya Lebas yang unik memilih untuk tidak bergelut dengan bisnis ayahnya. Sementara Lebas kuliahnya pun mengambil jurusan perfilman.
Idroes Moeria dan Soejagad dengan nama kecil Uripno merupakan sahabat akrab masa kecil. Hingga akhirnya persahabatan mereka mulai merenggang karena hadirnya seorang perempuan bernama Roemaisa seorang anak juru tulis. Keduanya baik Idroes maupun Soejagad, mereka sama-sama tidak bisa baca tulis. Keduanya memaksakan cinta mereka mendekati seoran anak juru tulis yang sudah pasti bisa baca dan tulis. Keduanya juga mencoba melamar Roemaisa entah Tuhan menganugerahkan apa, Idroes Moerialah yang diterima sama ruang hati Roemaisa.
Singkat cerita Idroes Moeria tertangkap oleh Jepang selama kurang lebih 3 tahun. Dari sinilah Soejagad merasa iba pada pujaan hatinya sekaligus tidak rela yang menanti ketidakjelasan Idroes Moeria tanpa kabar kepada istrinya. Soejagad pun memberanikan diri untuk melamar Roemaisa untuk kedua kalinya tapi ditolak oleh Roemaisa, dia masih berharap dengan Idroes Moeria. Benar saja tidak lama setelah ini Idroes Moeria datang dengan selamat, sudah barang tentu mendengar cerita dari istrinya Roemaisa. Idroes Moeria terbakar amarah dan menantang Soejagad untuk baku hantam di pasar dan siapa yang menjadi pemenangnya maka dia berhak memiliki Roemaisa. Dari perkelahian ini Idroes Moeria pun berhasil mengalahkan Soejagad.
Tahun demi tahun berlalu hari bahagia keluarga kecil Idroes Moeria dan Roemaisa pun hadir dengan seorang anak tapi anak yang dinanti pun sirna karena Roemaisa mengalami keguguran. Duan tahun setelahnya Roemaisa berbadan dua lagi kali ini dia melahirkan seorang anak perempuan. Menyesal tapi secara tidak tersirat Idroes Moeria menginginkan anak laki-laki. Anak pertama ini mereka namakan Dasiyah sementara anak kedua mereka namakan Rukayah.
Idroes Moeria terus mengembangkan bisnis kreteknya dengan nama Kretek Merdeka tentu saja saingannya dalah Soejagad dengan nama Kretek Proklamasi. Jatuh bangun bisnis Idroes Moeria pun dengan kedua anak gadisnya yang semakin tumbuh menjadi dewasa.
Udah dulu ah.
Tidak ada komentar