Sumber: https://id.pinterest.com/pin/774124929427281/
Karya: Ivo Trias
Jutaan anak dayak di rimba pulau kalimantan, bermimpi dan bercita mulia tanpa pendidikan, membaptis diri dalam kur kur kesenjangan, jadi babu perkebunan, jadi babu pertambangan di mana mereka dilahirkan.
Jutaan anak dayak di rimba pulau kalimantan, dipaksa jadi bagian di peradaban dalam bangsa yang menghamba kemajuan namun menyepelekan kebutuhan sumberdaya nya.
Jutaan anak dayak terdiam dengan nasib di permainkan, bagai dadu kosong di tangan penjudi tua, mereka tidak bisa memaki apa lagi menyusun pertanyaan, karena tak mengerti ilmu bahasa kehidupan dan tata baca keadaan
Sementara yang hidup dalam dimensi nasib lainnya yang lepas dari kerangkeng kebobrokan dan sukses bersenggama dalam kabut pendidikan, justru jadi agen yang turut memperkosa kehidupan mereka
Karena para intelektual keparat itu, hanya mengenal lapar dan kenyang, haus dan segar, onani dan rohani
Dan sang raja yang lahir di satu hutan gagal menghiasi mimpi kelabu dan acuh tiada menatap, karena tempurung politik membuatnya buta dan tuli, menumpuk materi dan kehilangan akal nurani, jangankan untuk peduli mengingat nasib saja bagai parasit yang mengacau tamasya malam nya di ranjang seharga lima belas ribu mereka.
Jutaan anak dayak di rimba pulau kalimantan, menanti mati dalam lembah kebobrokan, terkubur di sisa puing-puing hutan leluhur, meninggal kisah yang tiada berarti, sementara para raja di bangsa ini adalah orchestra kesejahteraan yang sumbang.
Tidak ada komentar