Menulis puisi ketika senja.
Kata-kata hilang bak di telan malam.
Seperti senja akan berganti malam.
Lebih baik aku memeluk senja daripada memeluk fatamorgana.
Sebelum senja menghilang kita menatap latar yang sama.
Bentangan yang sama.
Namun arah mata yang berbeda.
Mengagumi birunya langit.
Melihat di balik awan.
Kita masih satu.
Apa yang sebenarnya kita lakukan.
Kita saling bertahan atau sedang menunda perpisahan.
Hai, lihat aku disini sendiri.
Kaupun pergi aku tetap sendiri.
Hingga suatu saat kau kembali menyapa aku masih sendiri.
Lihat aku, cobalah lihat lebih dalam.
Jangan kau lihat sambil jalan.
Aku disini kedinginan butuh kehangatan seperti mereka.
Jangankan untuk sekolah untuk makanpun aku masih pas-pasan.
Saat senja datang, saat hujan menjelang.
Aku ditemani baju yang menempel dengan basah kuyup.
Kurangkul kedua kaki.
Hanya sekedar untuk menghangatkan tubuh.
Tidak ada komentar