KEBANGSAAN
Kebangsaan adalah hubungan hukum antara orang dan negara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kebangsaan yaitu ciri-ciri yang menandai golongan bangsa atau kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara. Sedangkan menurut Soekarno, "Suatu bangsa disamping memiliki ciri-ciri tertentu juga harus ditandai oleh adanya kesamaan kesamaan rasa cita tanah air". Indonesia adalah negara yang besar, negara ini memiliki suku, budaya, agama, bahasa, kekayaan, ribuan pulau bahkan jumlah penduduk yang semakin bertambah. Perbedaan bangsa dan negara, bangsa merupakan perkumpulan masyarakat yang membentuk negara. Sedangkan negara yaitu organisasi yang didalamnya harus ada rakyat, wilayah dan pemerintah yang berdaulat.
Seperti yang telah diketahui bersama perjuangan rakyat Indonesia di zaman kolonialisme untuk mempertahankan kedaulatan atas diri dan bangsanya, mereka rela mempertaruhkan nyawanya. Para pejuang bangsa dengan semangat kemerdekaan di jiwanya bersatu menjaga keutuhan bangsa dan kedaulatan negara. Seiring perjalanan waktu, wawasan kebangsaan semakin memudar dengan ditandai konflik-konflik yang memecah kesatuan dan persatuan. Cara pendang kebangsaan dalam mencapai tujuan kepulauan nusantara perlu ditumbuhkan kembali agar tercipta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebagai warga negara ada dua aspek yang sangat penting untuk menerapkan konsep wawasan kebangsaan yaitu aspek moral dan aspek intelektual. Aspek moral mensyaratkan perjanjian diri pada seseorang atau masyarakat untuk turut bekerja bagi eksistensi bangsa dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa. Sedangkan aspek intelektual, menghendaki pengetahuan yang memadai mengenai tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa serta mengetahui potensi-potensi bangsa tersebut.
Dahulu tertananam gandrung akan keadilan tapi sekarang gandrung akan teknologi. Seharusnya dengan kecanggihan teknologi lebih bisa mentransformasikan nilai-nilai perjuangan pendiri bangsa, bukan memecah belah, bukan menyulut amarah sehingga bangsa yang ramah hanya sebuah wacana. Bukan juga untuk membingungkan mereka yang awam mana benar mana salah di era yang cepat usang ini. Semua bisa menjadi idola hanya dalam sekejap, tanpa pernah tahu apa esensinya. Jati diri bangsa jangan sampai terlupakan, merdekanya bangsa terdeklarasinya suatu negara bukan hanya kebetulan saja. Jika dulu pemuda dibanggakan karena keruncingan pemikirannya, apa salahnya jika kembali dipertajam. Untuk melawan sebuah penjajahan fisik maupun non fisik. Membaca adalah melawan, tidak perduli apapun perlu dibaca fenomena maupun wacana. Karena dengan membaca adalah perlawanan dan pergerakan paling dasar. Semoga dengan runcingnya pemikiran masyarakat, baik pemuda maupun orang tua. Bisa mewujudkan kesatuan dan persatuan wawasan kebangsaan sehingga membentuk negara yang berdaulat.
#BelajarNulis
#Takperduli
#Tulisankudibaca
#atautidak
Tidak ada komentar