Langkah kaki semakin terdengar satu persatu mendekat. Suasana riuh semakin pekat. Aku duduk di tempat favorit kantin tercinta. Suara bel menandakan istirahat berbunyi. Hilir mudik, suara beradunya sendok dan garpu menyerang piring nasi. Uap yang melayang ke udara sebelum menuju rongga mulut. Melati sejenak melayangkan imajinasinya memiliki kedua orang tua bak raja dan ratu yang hidup berdampingan tanpa pertengkaran. Ia kemudian selalu ditemani oleh Ibu Ratu beserta Ayah Raja. Penuh canda tawa. Tanpa terasa khayalannya buyar oleh udara dingin yang melesat masuk telinganya bagaikan petasan. "Melati...," sedari tadi Mawar bagaikan anak yang memanggil ibunya di sebuah swalayan.
"Eh maaf..". Ngapain sih lo. Dari jam pertama enggak masuk. Gue cariin eh taunya ada disini. Gue udah nebak sih, pasti bakal di tempat ini, ujar Mawar sembari minum es teh manis.
Tidak ada komentar