Lalu
lalu aku menulis, di tengah gerimis, tentang kisah tragis, ditemani sedikit tangis
aku berlari, membebaskan diri, mencabut beberapa duri yang kupijak, lebih tepatnya sengaja ku injak.
aku meraba, dengan rasa iba, membasuh darah, yang tak kunjung memberi arah
Diva
Jalan Sunyi
tak tahu sampai kapan
jalan sunyi yang kutapaki
sampai ke ujung
tak terhitung
banyak kisah terlewati
memahami hidup yang tak pasti
kawanmu rangkai mimpi
bersama keluarga kecil
dan kamu masih di sini
pada ruang usang nan penuh kerikil
Konsumen Pengetahuan
Ketakutan yang tak diakui sebagai akademisi mumpuni hingga kau gunakan joki
Rendahnya kemampuan riset kau buat sat set seperti mie instan yang terlihat keren
Akumulasi hobi dalam bingkai akademis
Memprediksi ketaktertarikan riset akademik
Banyaknya jam pengajaran dan sedikitnya penelitian
Akademis sebagai produk praksis
Kita sebagai konsumen pengetahuan bukan produsen pengetahuan
Elemen Penting Manusia
Tanah, air dan udara
Elemen penting manusia
Tak dapat dipisahkan
Lahir hidup dan mati
Pulang dan kembali
Konflik kepentingan
Memaksa kegentingan
Tidak bisa tunjukan kepemilikan
Nilai ekonomis tanah yang tinggi
Musyawarah yang buntu
Tanah tetap penduduk bertambah menetap
Butuh Waktu
Pembangunan desa bukan masalah waktu akan tetapi konsep yang baku dan inovasi yang menyatu
Dibaluti kreasi lalu eksekusi dan konsistensi
Sumber daya manusia yang kreatif, inovatif dan tak anti kritik
Adiksi jabatan semakin membuat abrasi birahi berkuasa
Pengantar Ekonomi Mikro
Istilah 'ekonomi' berasal dari bahasa Yunani awal dari kata "oikos" dan "nomos", "oikos" yang berarti keluarga, dan "nomos" yang berarti aturan atau hukum yang berarti 'aturan atau masalah keluarga' (Faruq dan Mulyanto, 2017, 2). Keluarga disini disinggung bukan hanya keluarga dalam lingkup kecil atau setiap individu daerah, tetapi juga berlaku pada tingkat skala besar di dalam lingkup keluarga negara yang jelas mempertimbangkan bagaimana melibatkan aset manusia dan normal yang membutuhkan efektivitas dalam melakukan ciptaan mereka.
Ilmu ekonomi digolongkan dalam kelompok ilmu sosial. Digolongkan sebagai ilmu sosial karena terkait dengan pengamatan terhadap perilaku manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, tanpa membutuhkan peran orang lain. Namun demikian, kadar keilmiahan ilmu ekonomi dalam mengamati perilaku agen ekonomi ditentukan oleh kemampuannya untuk membedakan antara pernyataan positif dengan pernyataan normatif. Kemampuan dalam membedakan apa yang sebenarnya terjadi dengan apa yang diharapkan dari fakta yang ada.
Datang dan Pergi
datang sudah menjadi pagi
pergi sudah menjadi malam
mereka silih berganti saling mengisi
meninggalkan dan ditinggalkan
karena yang abadi adalah proses
mengikhlaskan
Candu
maafkan atas candu
maafkan atas lisan tergerus
saat mabuk terbungkus
agama
langitnya kelabu
jalanan menjulang tinggi
air dan api jalan beriringan
bola mata seolah berdansa
beberapa hari padam
kini menyala
terhempas gelap
berlari-lari taman harapan
terjatuh dan bangkit
kucoba buka
lembar baru
kualihkan candu
pada buku
renungan siang hari
Puisi Bulan Februari 2023
jadi Iblismu
dan aku jadi Adam
merenung
mengulangi
dan terjadi
mengingat
melepas
mencoba
bangkit
sosok hitam
kembali
di Februari
Desember Kelabu
Perasaan masih warna akan cinta.
Aku menatap langit pagi.
Di tertawakan rembulan malam tadi.
Terima kasih pada malam.
Membangkitkan gairah yang tenggelam dalam kelam.
Sunyi berbisik asik.
Sepi menertawaiku bermimpi.
Hujan membisukan tangis.
Kurangkai pecahan jiwa yang terkikis.
Kita saling menatap televisi.
Kau dan aku merindu dalam waktu.
Cirebon (hujan), Minggu 17.29, 11-12-22
Perpanjang Masa Jabatan Kades, Tak Sepanjang Cintamu Padaku
Perpanjangan masa jabatan kepala desa. Setuju kah? Biasa pro dan kontra. Ada yang setuju dan tidak setuju. Bagi saya itu sudah biasa men, yang tidak boleh adalah memaksakan pendapat kita agar orang lain dengan tunduk dan patuh menyembah Kepala Desa sebagai Batara Surya. Setahu saya yang namanya Batara adalah produk dari Bank BTN Batara. He3x.
Okelah kalau begitu. Karena ini tulisan saya jadi harus subjektif kalau mau gelo-gelo sakalian, kalau mau waras-waras sakalian, tuturya.
Kalau saya sih No ya. Perpanjangan masa jabatan kades hanya akan membuat kebosanan dan kediktatoran dalam memimpin. Karena sudah menjadi rahasia umum jika yang menjadi kades adalah keluarga kita. Maka dari tataran tertinggi desa sampai yang terendah adalah keluarga kita.
Bisa dibayangkan jika suaminya kades dan istrinya sekdes. Pengambilan keputusan pun tidak akan objektif karena kalau salah bisa-bisa tidak dibukakan pintu oleh istrinya.
Sebab saya orangnya moodian dan cepat bosan. Maka akan bosen juga lihat Pak Kades itu-itu aja. Tiap kali apel Minggu pertama ke rumahnya eh ada Pak Kades. Minggu kedua juga ada Pak kades. Ya, wajarlah wong dia bapaknya si belahan jiwa.
Selanjutnya Pak Kades akan merasa menjadi seorang diktator karena menjadi pemimpin dalam jangka waktu panjang. “Mau saya apakan desa ini ya urusan saya. Jadi, kalian yang ingin menjadi kades persiapkan dan habiskan usia kalian setelah kepemimpinan saya.” Lama sekali men.
Hal yang paling menyebalkan adalah menunggu. Entah dalam kondisi apapun. Pemuda yang mempunyai potensi akan menunggu terlalu lama untuk menjadi pemimpin di desanya. Kreativitas dan inovasi pemuda setelah mencari ilmu sampai negeri Cina akan merasa asing jika pulang ke desa.
Ketika Kehidupan Terasa Membosankan
Ketika segalanya terasa menjemukan maka akan muncul rasa bosan. Sepertinya hidup itu datar-datar saja. Setiap orang pernah merasakan bosan. Perasaan normal yang dirasakan siapa saja dan kapan saja.
Saatnya untuk istirahat sejenak. Layaknya membawa sebuah kendaraan harus menginjak rem sesekali. Ambil jeda dan jarak untuk menepi. Karena manusia mempunyai kecemasan yang sama.