Sumber : https://id.pinterest.com/pin/85638830424324829/
Jerit Lembah Cilamaya
Cilamaya menuju sengsara,
Seiring berdirinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap,
Dentuman malam hari, meremukkan jam tidur warga,
Udara kian memanas, menyusup ke rongga napas,
Mengganggu aktivitas, menjelma jadi momok tanpa rupa.
Ispa, Asma, dan penyakit pernapasan,
Menghantui, seperti bayang-bayang hitam di siang bolong,
Namun anehnya, mereka berbondong-bondong,
Mengemis jadi pekerja di proyek pengancam alam,
Pemerintah hanya memberi janji manis,
Peduli pada bisnis, tak hiraukan alam yang menangis.
Cilamaya perlahan kehilangan asri,
Aktivis berseru:
"Wahai warga Cilamaya, sudah amankah hidupmu?
Lihat PLTGU berdiri megah, bising telinga sampai mati,
Cilamaya menuju sengsara,
Seiring berdirinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap,
Dentuman malam hari, meremukkan jam tidur warga,
Udara kian memanas, menyusup ke rongga napas,
Mengganggu aktivitas, menjelma jadi momok tanpa rupa.
Ispa, Asma, dan penyakit pernapasan,
Menghantui, seperti bayang-bayang hitam di siang bolong,
Namun anehnya, mereka berbondong-bondong,
Mengemis jadi pekerja di proyek pengancam alam,
Pemerintah hanya memberi janji manis,
Peduli pada bisnis, tak hiraukan alam yang menangis.
Cilamaya perlahan kehilangan asri,
Aktivis berseru:
"Wahai warga Cilamaya, sudah amankah hidupmu?
Lihat PLTGU berdiri megah, bising telinga sampai mati,
Pemerintah:
"Wahai warga, sudah diam saja,
Tak usah gundah gulana,
Semua akan baik-baik saja,
Ini pembangunan pertama dan terbesar se-Asia,
Harusnya kau bangga,
Masalah pekerjaan, kau akan ikut juga."
Calo menyeringai:
"Wahai warga Cilamaya,
Mari sini yang mau bekerja,
Ada uang berapa?
Kupastikan hidupmu aman sejahtera."
Aktivis bertanya:
"Wahai warga Cilamaya, apakah alam akan terjaga?
PLTGU berdiri megah, apakah lingkungan tetap kita jaga?
Iklim kita pelihara, bersama-sama gapai cita."
Pemerintah berjanji:
"Emisi dikurangi, iklim kita lindungi,
PLTGU bukan sekadar proyek, tapi warisan masa depan."
Calo tertawa:
"Di Cilamaya, PLTGU berdiri megah,
Peluang bisnis tak terduga,
Saya, calo di tengah berkah."
Aktivis mengawasi:
"Melihat PLTGU, aku kritis,
Lingkungan terancam, pertanyaan muncul:
Apakah PLTGU ini ramah lingkungan?
Atau hanya pencitraan tanpa tindakan nyata?"
Pemerintah mengecam:
"Kau tau apa soal pembangunan?
Sudah diam dan duduk manis saja,
Alam menjaga dirinya sendiri,
Tanpa repot kau awasi."
Calo berseru:
"Ayo ayo mari sini,
Siapa lagi yang ingin menikmati proyek ini?
Kamu? Sini, ada uang berapa nanti ku lobi,
Mau helm warna apa? Merah, biru, atau putih."
Aktivis tetap tegas:
"Dalam PLTGU, cahaya menyala terang,
Kita harus memastikan alam tetap terjaga,
Memantau setiap langkah, memastikan keberlanjutan,
Tidak hanya bisnis mengejar laba,
Kesejahteraan lingkungan dan hak asasi manusia,
Tak boleh terlupakan."
Bersama jaga bumi, warisan berharga,
Untuk anak cucu kita nanti.
Pemuda, bukan tokoh agama, dan rakyat jelata.
Tidak ada komentar