Dari Fans Sepakbola Menjadi Mesin Pencabut Nyawa
Sepakbola seharusnya menjadi olahraga pemersatu. Bukan menjadi penghilang raga. Apa yang ada dalam pikiranmu. Sehingga tega tanpa dosa menganiaya saudaramu. Apakah dari kecil tidak pernah diajarkan menjadi mahluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain. Bukankah sesama muslim seperti satu tubuh apabila tubuh itu sakit maka sakit semuanya. Entah setan apa yang membuatnya gelap mata.
Harus memberontak rasa cinta ini. Rasa cinta yang sesat. Rasa cinta yang tidak pada tempatnya. Seharusnya rasa cinta kepada sang maha kuasa yang harus diperkuat. Pilihlah kawanmu bukankah apabila berkawan dengan seorang penjual minyak wangi maka akan terkena harumnya. Apabila berkawan dengan mesin pencabut nyawa seakan hal lumrah dalam mencabut nyawa. Dimana nuranimu. Tidak hanya di dunia sepakbola apabila iman dan logika tak pernah dipergunakan. Bahkan ada anak SMP menjadi mesin pencabut nyawa menganiaya teman sepermainannya.
Sosialisasi tentang kemanusiaan sangat diperlukan. Perbedaan manusia dengan mahluk lainnya adalah akal. Manusia adalah mahluk yang paling sentral dengan sumber daya yang lainnya. Bagaimana mungkin kursi bisa jatuh tanpa ada yang menggerakkan. Tanpa ada sebab muncul akibat.
Sangat jelas rasa persaudaraan telah musnah. Pondasi keimanan menjadi sebuah pertanyaan karena hanya menjadi follower.
Tuangkan emosi kearah yang baik. Luapkan kebebasan untuk sebuah kebenaran. Luapkan amarahmu untuk mempererat persatuan. Bangkitkan semangatmu untuk sebuah perdamaian.
Belajar Nulis
Tulis Saja Seperti Bernafas
Tidak ada komentar