Apakah Skripsi Menjadi Sebuah Tolak Ukur Kepintaran Seseorang ?
Terkendalanya menjadi seseorang manusia yang pintar. Ada faktor-faktor yang menyebabkan munculnya kesulitan tersebut. Salah satunya dengan harta. Jika tidak ada keberuntungan salah satunya dengan jalur beasiswa. Mungkin materi akan menjadi pusat utama untuk meraih sebuah titel dengan label seseorang yang pintar. Padahal saat dilahirkan semuanya dianugerahkan akal yang sama. Bermula pada yang tidak bisa menjadi bisa.
Aku ingin menjadi pintar, jangan kau persulit langkahku. Tahukah biaya yang dikeluarkan, itu semua dari hasil tetes keringat kami. Tolong berikan jawaban dari semua pertanyaan ini. Jangan kau persulit saat bimbingan skripsi. Seharusnya engkau menjadi jawaban bukan sebuah pertanyaan. Seharusnya engkau menjadi sebuah kepastian bukan kebimbangan. Seharusnya engkau menjadi sebuah kemudahan bukan sebuah kesulitan.
Ada satu pertanyaan yang sering terucap pada skripsi. Apa judulmu ? Satu kata indah yang selalu dinanti yaitu ''accord" atau "acc" yang berarti disetujui atas semua usahanya. Langkah menjadi sarjana. Itulah syarat administrasi yang harus dilalui. Setelah semua teori kurang lebih tiga setengah tahun dilalui. Apakah semua itu akan melekat di otak. Apalagi jika kuliahmu datang absensi dan pergi. Tanpa Baca, tulis dan diskusi. Karena lelahnya otak sisa dari bekerja. Mencari sesuap nasi, sisa bayar kebutuhan sehari-hari, semoga diantara deretan itu semua ada sebuah harapan menuju rido ilahi, aamiin.
Skripsi adalah sebuah karangan ilmiah yang harus ditulis mahasiswa sebagai persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Jika skripsi itu dipaksa harus selesai dengan jangka waktu beberapa bulan. Apakah bedanya dengan seseorang yang menulis buku tapi dengan sebuah keterlepasan pikiran. Lalu apakah hasil teori akan menjadi tolak ukurnya. Bagaimana dengan prakteknya apakah akan diujikan lagi setelah lulus kemudian siapakah yang akan mengujinya. Siapakah yang akan menilainya.
Tulisan ini bukan untuk menghakimi ataupun menjatuhkan salah satu pihak. Hanya kegelisahan dengan beberapa pertanyaan disebuah realita yang telah terjadi. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan saya minta maaf. Karena menulis menjadikan saya tidak terikat.
Belajar Nulis
Mualaf Literasi
Aku Menulis Aku Bahagia
Terimakasih
A'ung
Tidak ada komentar