Ada sebuah hal yang menarik dari film Joker, yaitu tentang pandangan hidupnya dan nilai yang dia bawa. Pandangan bahwa manusia itu pada dasarnya jahat, betapa mudahnya manusia bisa berakhir seperti Joker. Terlepas dari penyakit jiwa yang dideritanya. Bahwa seorang kriminal terkeji sekalipun dia adalah seorang manusia biasa yang penuh kekurangan dengan problematika kehidupannya.
Film Joker membuat penonton simpatis dan dilematis. Karena disatu sisi dia seorang kriminal dan di sisi lain penonton diajak untuk memahami kenapa bisa seperti itu. Ada sebab yang mengakibatkan suatu hal bisa terjadi. Dalam film tersebut seorang kriminal yang sebelumnya menjadi korban. Joker hidup dalam kemiskinan, diserang ketika melakukan pekerjaan sebagai seorang badut. Bahkan bukan sampai disitu saja, ketika pulang kerumah masih harus mengurusi ibunya yang sedang sakit. Dan seakan-akan itu belum cukup. Dia yang tadinya sedang mengikuti terapi harus dihentikan karena uang total dari biaya terapinya harus dipotong. Sehingga dari sebuah jurnal yang ia tulis bahwa hal yang paling buruk dari memiliki mental lemah adalah orang-orang ternyata berharap seakan-akan kamu tidak memiliki itu. Diludahi oleh kehidupan, dikhianati oleh pemerintah dan dicurangi oleh masyarakat jika sudah seperti itu lalu siapa yang harus disalahkan.
Sebenarnya interpretasi dari film Joker ini bisa beragam. Pengalaman mengenal suatu tokoh dari sudut pandang yang jauh berbeda. Merasakan apa yang ia rasakan adalah pelajaran yang harus diambil semua orang. Hal tersebut bisa mengambil perspektif yang lebih utuh dari dunia yang di tempati. Bahkan sampai menentang paham yang dipunyai. Contohnya orang gila itu harus dijauhi, pasangan posesif itu harus di buang jauh-jauh dan depresi itu tanda orang yang lemah. Bagaimana jika pandangan akan tersebut itu salah. karena tidak pernah menempatkan diri di suatu hal tersebut.
Bisa memiliki kehidupan lebih bermakna yaitu kehidupan dengan pilihan. Pandangan alternatif dari banyak hal. Hidup itu tidak harus sukses, tidak harus nabung di Bank itu hanya sebuah pilihan. Dan salah satu cara untuk bisa mengerti akan hal tersebut adalah empati. memngerti apa yang dilalui orang lain dengan melihat dari sudut pandang orang tersebut. Ada sebab dari kenapa orang melakukan hal tersebut. Dengan tidak berempati maka telah menutup gerbang menuju untuk menjadi orang yang lebih baik.
Akan tetapi disisi lain bukan berarti membenarkan perilaku kejahatan yang dilakukan Joker. Perilaku yang merugikan orang lain sehingga masuk kedalam kriminalitas. Mengerti tidak sama dengan membenarkan.
Tidak ada komentar