Salah satu kalimat yang didapat melalui pelajaran berharga dari kisah
cinta Pak Habibie dan Ibu Ainun. Fisik sepertinya bukan salah satu
indikator utama dalam mencintai seseorang. Karena bagaimanapun yang
terpenting adalah hati. Kita satu pemikiran atau tidak. Kita satu
frekuensi atau tidak. Lebih banyak mengalah atau menang sendiri. Lebih
banyak meminta maaf atau mencaci. Saling menghargai dan mempercayai.
Pasangan bukan sekedar ada tapi dia harus menjadi pelengkap yang ada.
Berjuang jika memang dia layak diperjuangkan. Bukan berjuang untuk
lari dari kenyataan. Bukan berjuang untuk sama-sama saling melupakan
karena terkikis keraguan. Seharusnya saling menguatkan seperti sebuah
tali semakin kuat untuk mengikat menjadi satu.
Pasangan menerima apa adanya dalam semua kondisi bukan hanya selingan
untuk mengisi. Pasangan yang abadi bukan tanpa konflik dan berjalan
mulus seperti jalan tol. Adanya rasa saling. Saling memperjuangkan.
Saling melengkapi. Dan saling berbagi tanpa ada sekat-sekat hirarki
maupun materi. Hati tidak akan pernah bisa berdusta. Menyembunyikan rasa
yang kentara. Jangan bertepuk sebelah tangan. Tapi berpegangan dalam
satu ayunan.
Tidak ada komentar