Semangat Wirausaha
Telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sampai saat ini masih sangat terbatas dalam penyediaan lapangan kerja baru. Potensi penunjang pembangunan bangsa masih terbuka lebar asalkan para wirausahawan mampu menciptakan dan membuka lapangan kerja baru menjadi pelopor pembangunan. Untuk menumbuhkan semangat kepeloporan dikalangan generasi muda agar mampu menjadi wirausahawan harus sejalan dengan kebutuhan yang ada, misalnya dengan dipermudah perizinan usaha ada peraturan pemerintah yang mendukung wirausaha berkembang.
Berikut ini diuraikan pengertian Kewirausahaan dan Wirausaha : Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (ZIMMERER, 1996).
Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluangpeluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumberdaya yang mereka kendalikan (ROBEN, 1996) Kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain.
Sedangkan Wirausaha adalah : Seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan, mengelola, mengendalikan semua usahanya.
2. Asas Kewirausahaan
a. Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistematis, termasuk keberanian mengambil resiko
b. Kemampuan bekerja secara tekun, teliti dan produktif
c. Kemampuan berkarya dengan semangat kemandirian
d. Kemampuan berkarya dalam kebersamaan dengan etika bisnis yang sehat
Kesempatan merupakan sesuatu yang ideal bagi para wirausaha. Jika kesempatan untuk menjadi wirausaha itu datang maka ada beberapa keuntungan yang dapat diraih antara lain :
a. Menjadi Bos didalam perusahaan
b. Mencapai tujuan yang dikehendaki
c. Memperoleh manfaat dan keuntungan
d. Membantu masyarakat dengan usaha konkrit
e. Mendemonstrasikan potensi secara penuh
Agar bisa mengelola aktivitas usahanya dengan baik maka para wirausahawan harus membuat perencanaan yang tepat dan matang. Mereka juga harus mampu mengelola waktu dengan efektif dan efisien.
Efektif berarti suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sedangkan efisien adalah perbandinagn yang terbaik antara input dan output, antara daya usaha dengan hasil usaha, atau antara pengeluaran dan pendapatan. Dengan kata lain efisien adalah segala sesuatu yang dikerjakan dengan berdaya guna atau segala sesuatunya dapat diselesaikan dengan tepat, cepat, hemat dan selamat.
3. Manfaat Kewirausahaan
Berikut adalah manfaat kewirausahaan ;
a. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran.
b. Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan dan kesejahtraan.
c. Memberi contoh bagaimana harus bekerja keras, tekun dan memiliki pribadi unggul yang patut diteladani.
d. Berusaha mendidik para karyawannya menjadi orang yang mandiri, disiplin, tekun dan jujur dalam menghadapi pekerjaan.
e. Berusaha mendidik masyarakat agar hidup secara efisien, tidak berfoyafoya dan tidak boros.
4. Sikap dan Perilaku Wirausahawan
a. Sikap wirausahawan
1) Mampu berpikir dan bertindak kreatif dan inovatif
2) Mampu bekerja tekun, teliti dan produktif
3) Mampu berkarya berlandaskan etika bisnis yang sehat
4) Mampu berkarya dengan semangat kemandirian
5) Mampu memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sisitematis dan berani mengambil resiko
b. Perilaku wirausahawan
1) Memiliki rasa percaya diri
a) Teguh pendiriannya
b) Tidak tergantung pada orang lain
c) Berkepribadian yang baik
d) Optimis terhadap pekerjaannya
2) Berorientasi pada tugas dan hasil
a) Haus akan prestasi
b) Berorientasi pada laba / hasil
c) Ketekunan dan ketabahan
d) Mempunyai dorongan kuat, motivasi tinggi dan kerja keras
3) Pengambil resiko
a) Enerjik dan berinisiatif
b) Kemampuan mengambil resiko
c) Suka pada tantangan
4) Kepemimpinan
a) Bertingkah laku sebagai pemimpin
b) Dapat menanggapi saran-saran dan kritik
c) Dapat bergaul dengan orang lain
5) Keorisinilan
a) Inovatif, kreatif dan fleksibel
b) Serba bisa dan mengetahui berbagai hal
c) Mempunyai banyak sumber kemampuan
6) Berorientasi ke masa depan
a) Memiliki pandangan ke masa depan
b) Optimis memandang masa depan
Disamping harus memiliki sikap dan perilaku tersebut diatas, seorang wirausahawan juga dituntut memiliki Keterampilan-Keterampilan yang dapat menunjang keberhasilan.
Adapun keterampilan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Keterampilan dasar
a. Memiliki sikap mental dan spiritual yang tinggi
b. Memiliki kepribadian yang unggul
c. Pandai berinisiatif
d. Dapat mengkoordinasikan kegiatan usaha
2. Keterampilan khusus
a. Keterampilan konsep (conceptual skill) : Keterampilan melakukan kegiatan usaha secara menyeluruh berdasarkan konsep yang dibuatnya
b. Keterampilan teknis ( technical skill) : Keterampilan melakukan teknik tertentu dalam mengelola usaha
c. Human skill : Keterampilan bekerja sama dengan orang lain, bawahannya, dan sesame wirausahawan
Dalam rangka memasyarakatkan kewirausahaan, penting sekali kita belajar dari falsafah dan kebiasaan wirausaha untuk mendapat gambaran bahwa menciptakan lapangan kerja bukan hal yang mustahil untuk dilaksanakan. Sehingga dapat memotivasi masyarakat untuk menekuni lapangan kerja baru dalam ruang lingkup kewirausahaan.
Adapun hal-hal penting yang merupakan falsafah wirausaha adalah sebagai berikut :
a. Keberhasilan seorang wirausaha tergantung pada kesediaannya untuk bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri. Untuk itu harus belajar tentang diri sendiri baik menyangkut keunggulan maupun kelemahan yang dimiliki. Kekuatan dan kelemahan itu dapat digunakan sebagai modal dasar untuk mencapai tujuan hidup.
b. Kekuatan mengambil resiko sebagai tanggung jawab atas tindakan sendiri.
c. Kegagalan diterima sebagai pengalaman belajar dan keberhasilan sebagai buah dari usaha-usaha yang tidak kenal lelah.
d. Kejarlah tujuan-tujuan yang relevan dengan kemampuan dan Keterampilan
e. Terimalah diri sendiri seperti adanya, berusahalah menekankan kekuatan diri sendiri dan kurangi kelemahan yang ada dan lakukanlah hal-hal yang penting dan terbaik.
f. Hasil yang diterima lebih penting daripada hasil-hasil yang sempurna karena dorongan untuk mengejar kesempurnaan justru dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan pribadi ( akan menimbulkan perasaan selalu gagal ).
Sedangkan kebiasaan wirausaha adalah sebagai berikut ;
a. Bangun lebih awal (menggunakan waktu lebih dini ) sebagai cara menjadi produktif
b. Buat rencana kegiatan untuk hari esok
c. Evaluasi kebiasaan, hubungan dengan tujuan-tujuan masa depan
5. Karakteristik Wirausahawan
Karakteristik wirausahawan yang perlu dimiliki dan dikembangkan adalah :
1. Disiplin
Menurut S. Nasution, disiplin adalah usaha untuk mengatur atau mengontrol kelakuan seseorang untuk mencapai tujuan, dengan adanya bentuk kelakuan yang harus dicapai, dilarang, atau diharuskan.
Disiplin merupakan modal dasar keberhasilan seseorang. Disiplin yang baik harus tumbuh sendiri dalam diri seseorang dan bukan merupakan paksaan untuk melakukan berbagai macam peraturan dan tindakan.
2. Mandiri
Sikap untuk tidak menggantungkan keputusan akan apa yang harus dilakukan kepada orang lain dan mengerjakan sesuatu dengan kemampuan sendiri-sendiri sekaligus berani mengambil risiko dalam bisnis merupakan bentuk kemandirian dari seorang wirausahawan. Pembentukan sikap mandiri memiliki 6 kekuatan mental yang dapat membangun kepribadian yang kuat, antara lain :
a. Berkemauan keras
b. Berkeyakinan kuat atas kekuatan pribadi, untuk itu diperlukan :
Kemauan keras
Kepercayaan pada diri sendiri
Pemahaman tujuan dan kebutuhan c. Kejujuran dan tanggung jawab untuk itu diperlukan :
Moral yang tinggi
Disiplin diri d. Ketahanan fisik dan mental yang berupa :
Kesehatan jasmani dan rohani
Kesabaran
Ketabahan
e. Ketekunan dan keuletan untuk bekerja keras
f. Pemikiran yang konstruktif
3. Realistis
Realistis berarti kenyataan. Berpikir secara realistis merupakan cara berpikir yang sesuai dengan akal sehat. Dengan melihat kenyataan yang ada, seseorang akan berpikir lebih maju, baik untuk memecahkan seuatu masalah, berusaha untuk lebih baik, introspeksi diri untuk menutupi kekurangan sehingga menimbulkan sikap optimis dan kemandirian.
Dengan pola pikir realistis seseorang dapat menerima kekurangan, kelemahan dan kekalahan sehingga dapat menyelaraskan dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki. Seorang yang realistis dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kebutuhan sehingga menimbulkan inisiatif dan kreativitas.
4. Komitmen tinggi
Komitmen tinggi berarti fokus pikiran diarahkan kepada tugas dan usahanya dengan selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang maksimal. Seorang wirausahawan yang mempunyai komitmen tinggi adalah orang yang entaati atau memenuhi janjinya untuk memajukan usaha bisnisnya, sampai berhasil sekaligus mempertahankan dan menciptakan kepercayaan dari orang lain baik itu konsumen maupun mitra bisnisnya. Faktor-faktor yang terkait dengan komitmen tinggi adalah:
a. Konsisten, tegas dan adil
b. Suri tauladan
c. Konsentrasi pada manusia
Komitmen tinggi yang diharapkan seorang wirausahawan harus dipercaya dan didukung oleh seluruh pihak terkait. Komitmen tinggi dibarengi perilaku tepat waktu, tepat janji, peduli terhadap kualitas, memiliki motivasi, disiplin, tabah, sabar, tekun dan ulet serta selalu berjuang untuk berprestasi akan cenderung mempengaruhi produktivitas dan kinerja seorang wirausaha.
5. Jujur
Jujur dalam berwirausaha artinya mau dan mampu mengatakan sesuatu sebagaimana adanya. Kejujuran dapat disamakan dengan amanah. Amanah adalah bila diberi kepercayaan tidak khianat, kalau berkata selalu benar dan bila berjanji selalu ditepati.
Kita harus yakin bahwa kebenaran dan kejujuran adalah suatu jaminan yang paling tepat untuk mencapai kemajuan di dalam berwirausaha. Dengan kata lain berbisnis harus dilandasi oleh kejujuran karena sifat ini dapat mendatangkan kepercayaan dari masyarakat konsumen. Apabila seorang wirausaha jujur maka ia akan mendapat keuntungan dari segala penjuru yang tidak ia duga dari mana datangnya.
6. Kreatif dan inovatif
Secara umum kreativitas dapat diartikan untuk membuat kombinasi baru atau produk baru. Dapat juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Berdasarkan penelitian kreativitas dapat diidentifikasikan menjadi tiga tipe-tipe kreativitas yang berbeda yaitu menciptakan, memodifikasi sesuatu dan mengkombinasikan.
Inovatif dalam berwirausaha berarti suatu proses untuk mengubah peluang usaha menjadi gagasan baru yang dapat menghasilkan uang. Inovatif merupakan suatu terobosan baru. Inovasi tercipta karena adanya kreativitas yang tinggi.
Kreatif merupakan proses pemikiran yang membantu dalam mencetuskan gagasan-gagasan, sedangkan inovasi adalah penerapan praktis dari gagasan-gagasan tersebut. Kreativitas merupakan bahan bakunya sedangkan gagasan-gagasan merupakan hasil yang komersial. Sesuatu yang baru belum tentu inovatif apabila yang dihasilkan tidak merupakan sesuatu yang lebih baik.
Sementara itu By Grave menggambarkan proses perintisan dan pengembangan kewirausahaan sebagai berikut :
a. Innovation (inovasi)
Faktor-faktor personal yang mendorong adanya inovasi adalah :
1) Adanya keinginan untuk berprestasi
2) Adanya factor pengalaman dalam berwirausaha
3) Adanya keinginan dalam menanggung resiko
4) Adanya sifat penasaran pribadi
5) Adanya factor pendidikan
b. Triggering Event (pemicu)
Faktor-faktor personal yang mendorong adanya triggering event (pemicu) untuk terjun ke dunia wirausaha adalah :
1) Adanya komitmen atau minat yang tinggi di dalam berwirausaha
2) Adanya keberanian menanggung resiko
3) Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan sekarang
4) Adanya pemutusan hubungan kerja dan tidak ada pekerjaan lain]
5) Adanya dorongan berwirausaha karena faktor usia
c. Implementation (pelaksanaan)
Faktor-faktor personal yang mendorong adanya pelaksanaan berwirausaha adalah:
1) Adanya komitmen yang tinggi di dalam berwirausaha
2) Adanya visi dan misi, yang pandangannya jauh kedepan guna mencapai keberhasilan di dalam berwirausaha
3) Adanya seorang wirausahawan yang berpengalaman dan siap mental secara total
4) Adanya manajer pelaksana sebagai tangan kanan dan pembantu utama di dalam berwirausaha
d. Growth (pertumbuhan)
Proses pertumbuhan di dalam kewirausahaan didorong oleh faktor adanya organisasi diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Adanya tim yang kompak di dalam menjalankan usaha, sehingga semua perencanaan dan pelaksanaan operasionalnya berjalan produktif.
2) Adanya struktur organisasi dan berbudaya yang mantap di dalam berwirausaha
3) Adanya strategi yang mantap sebagai produk dari tim yang kompak di dalam berwirausaha.
4) Adanya produk yang dibanggakan, seperti kualitas produk, model produk, manfaat produk, lokasi usaha, manajemen usaha dan sebagainya.
6. Menumbuhkan Semangat Wirausaha
Semangat kewirausahaan bukanlah semangat yang diperoleh sejak lahir, tapi semangat itu perlu dibina dan dilatih setiap hari agar semakin kuat dan mantap.
Ada beberapa sikap yang setidaknya wajib dipenuhi mereka yang ingin menjadi wirausaha antara lain (dikutip dari karangan Tim kewirausahaan SMK dalam bukunya Kewirausahaan 1 halaman 60)
a. Memiliki citi-cita dan berusaha mewujudkan cit-cita itu
b. Berani menanggung resiko. Bukan berarti seorang wirausaha senang berjudi dan mengambil resiko. Mereka harusmampu memprediksikan dan menghitung resiko yang akan terjadi. Dengan demikian, mereka bias menekan kemungkinan kegagalan.
c. Berdaya kreasi tinggi. Kemampuan untuk melihat dan menanggapi peluang sangat penting bagi seorang wirausaha. Hal ini mengharuskan mereka memiliki daya kreasi yang tinggi sehingga mampu menciptakan usaha atau produk baru yang disukai masyarakat.
d. Mau dan suka bekerja keras
e. Berkepribadian tangguh, rasa percaya yang kuat. Hanya orang yang berpribadian tangguh yang mampu menghadapi resiko.
f. Luwes dan mampu mengorganisasi diri, anak buah, teman dan rekan kerja lain. Peluang usaha harus ditanggapi dengan kemampuan membaca dan keterampilan mengorganisasi factor-faktor produksi yang kemudianmenghasilkan barang dan jasa.
g. Mengutamakan keberhasilan yang menguntungkan. Keberhasilan umumnya dihitung dengan besaran uang berhasil mereka peroleh.
h. Hemat dan tidak konsumtif. Seorang pengusaha harus memiliki sfat ini. Mereka harus selalu menyediakanuang ekstra untuk kemungkinan resiko yang mereka hadapi. Dengan demikian, mereka harus selalu siaga.
7. Pengertian Semangat Wirausaha
Semangat wirausaha adalah jiwa wirausaha yang merupakan kekuatan dalam menjalankan wirausaha agar sukses sesuai visi yang diharapkan. Seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya harus mempunyai semangat yang inggi agar usahanya dapat sukses.
Berikut menurut para ahli diantaranya :
Alex S. Niti Semita Semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik
Alexander Leighten Semangat kerja adalah sekelompok orang untuk bekerja sama dengan giat dan konsekuen dalam mengejar tujuan bersama
Bedjo Siswanto Semangat kerja adalah suatu kondisi rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok yang menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan
Jadi kesimpulannya semangat kerja adalah suatu sikap kejiwaan yang dimiliki oleh wirausaha untuk bekerja lebih giat dengan mencurahkan segala kemampuan yang dimiliki sehingga dapat menjalankan dan mencapai tujuan usaha secara optimal.
Semangat kerja erat kaitannya dengan kegairahan kerja. Kegairahan kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan sehingga wirausaha yang bekerja dengan dilandasi semangat dan kegairahan kerja tidak cepat lelah dalam bekerja.
8. Faktor yang Mempengaruhi Semangat Wirausaha
Semangat kerja sangat penting bagi para wirausaha, karena dengan dilandasi oleh semangat kerja dalam menjalankan usahanya akan diperoleh beberapa kebaikan yaitu :
1) Pekerjaan lebih cepat diselesaikan
2) Kerusakan dapat dikurangi
3) Absen dan perpindahan karyawan dapat diperkecil
4) Tercapai efisiensi kerja
5) Tercapai produktivitas kerja yang tinggi
6) Lebih cepat mencapai kemajuan usaha
Semangat wirausaha adalah jiwa wirausaha yang merupakan kekuatan dalam menjalankan wirausaha agar sukses sesuai visi yang diharapkan. Seorang wirausaha dalam menjalankan usahanya harus mempunyai semangat yang tinggi agar usahanya dapat sukses.
Faktor-faktor yang memengaruhi semangat seorang wirausaha yaitu:
1) Selalu berpikir positif
2) Selalu berinovasi tanpa henti
3) Selalu termotivasi untuk meraih keberhasilan
4) Memiliki pribadi yang kuat (mental)
5) Selalu ulet dan bekerja keras tanpa henti
6) Selalu menuntut perubahan ke arah yang lebih baik
Banyak orang yang tertarik kewirausahaan karena adanya imbalan yang menarik. Imbalan dikategorikan ada 3 yaitu :
Laba Motivasi yang paling kuat karena salah satu cara untuk mempertahankan nilai perusahaan.
Kebebasan Orang ingin bebas dari pengawasan dan aturan birokrasi / organisasi.
Kepuasan menjalani hidup Untuk merefleksikan pemenuhan kerja pribadi
Menurut Murfhy and Peck ada delapan anak tangga untuk mencapai karier didalam berwirausaha. Delapan anak tangga tersebut dapat digunakan oleh para wirausaha untuk mengembangkan semangat kerja dan profesinya dengan syarat:
1) Mau bekerja keras
2) Bekerja sama dengan orang lain
3) Penampilan yang baik
4) Mempunyai keyakinan
5) Pandai membuat keputusan
6) Mau menambah pengetahuan
7) Ambisi untuk maju
8) Pandai berkomunikasi
Adapun letak keberhasilan di dalam mengembangkan semangat kerja wirausaha ditentukan oleh :
1) Kemampuan merumuskan tujuan usaha
2) Pemahaman tentang hakikat dan makna berwirausaha
3) Sikap dan kemauan serta tindakan-tindakannya
4) Keberanian untuk mengambil inisiatif dan inovatif
5) Kecakapan dalam mengelola usaha
6) Kratifitas dan percaya diri
7) Pengalaman dan pendidikannya
Perlu diperhatikan bahwa faktor-faktor tersebut setiap wirausaha pun berbeda-beda di tiap wilayah atau daerah.
Semangat wirausaha antara lain akan tumbuh jika kita mengembangkan tiga kemampuan berikut ini, yaitu:
1. Motivasi;
2. Kreativitas; dan
3. Inovasi
• Motivasi
Motivasi adalah keinginan untuk bekerja keras demi mencapai tujuan organisasi atau tujuan hidupnya. Wahjo Sumidjo dalam bukunnya yang berjudul Kepemimpinan dan Motivasi, motivasi didefinisikan sebagai proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang.
Hasil dari motivasi ini tidak bisa diamati dan diukur secara pasti. Bentuk motivasi yang keluar pada masing – masing individu juga khas dan berbeda beda. Awal studi tentang motivasi menyimpulkan bahwa motivasi lahir jika ia berjuang untuk memenuhi kebutuhan.
Abraham Maslow, seorang psikolog dari Amerika Serikat melakukan studi dan menghasilkan teori yang dikenal dengan nama Teori Motivasi. Maslow berpendapat bahwa terdapat tingkatan kebutuhan manusia seperti yang tampak di piramida. Setelah satu kebutuhan manusia terpenuhi, kebutuhan lain segera muncul.
Kebutuhan manusia diorganisasi dalam kebutuhan yang bertingkat-tingkat. Setelah kebutuhan itu terpenuhi, kebutuhan lain meningkat mulai mendominasi.
a. Kebutuhan fisiologis (physiological needs), kebutuhan biologis yang dibutuhkan badan kita. Hal ini mencakup sandang pangan,dan papan.
b. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs), kebutuhan untuk merasa aman dan terlindungi dari hal – hal yang bisa mengancam, baik secara fisik maupun emosional.
c. Kebutuhan social (social needs), kebutuhan efeksi (cinta), rasa memiliki, diterima masyarakat serta persahabatan.
d. Kebutuhan penghargaan (esteem needs), kepercayaan diri mencakup dua hal. Pertama adalah kepercayaan internal orang terhadap dirinya sendiri, seperti merasa diri berharga, kemandirian, dan keberhasilan. Kedua, adalah kepercayaan eksternal ( orang luar pada dirinya), seperti pengakuan, perhatian, dan status.
e. Aktualisasi diri (self actualization). Aktualisasi diri adalah kebutuhan seseorang untuk mencapai apa yang ingin ia lakukan. Hal ini mencakup perkembangan diri, serta pemenuhan diri.
Maslow berpendapat, untuk memotivasi seseorang, kita harus memenuhi dan menawarkan jalan keluar. Misalnya, untuk memotivasi orang yang haus dan lapar, makanan dan minuman, dan memotivasi mereka. Jika kebutuhan fisiologis pertama sudah terpenuhi, kebutuhan mereka akan terfokus pada kebutuhan kedua yakni rasa aman. Hal itu akan memotivasi mereka. Demikian pula selanjutnya.
Motivasi dapat juga diberikan dengan cara:
a. Memberikan pujian jika berprestasi
b. Memberikan reward (bonus, hadiah)
c. Memberikan perhatian khusus terhadap karyawan yang loyal
Dalam mencapai kepuasan kebutuhan, seseorang harus berjenjang, tidak perduli seberapa tinggi jenjang yang sudah dilewati, kalau jenjang dibawah mengalami ketidakpuasan atau tingkat kepuasannya masih sangat kecil, dia akan kembali ke jenjang yang tak terpuaskan itu sampai memperoleh tingkat kepuasan yang dikehendaki.
Menurut McClelland. Orang yang mempunyai kebutuhan tersebut mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Berorientasi realistik, yaitu memiliki pertimbangan yang baik tentang orang lain dan cepat mampu menimbang diri;
b. Menerima diri dan orang lain serta dunia nyata seadanya dan tidak hipokrik;
c. Memiliki tingkat spontanitas yang tinggi, tingkah laku tidak dibuat- buat, polos, berpenampilan tidak aneh;
d. Berpusat pada masalah buka pada diri, bekerja atas dasar maslah, tidak begitu introspektif;
e. Cenderung untuk tidak memihak, memiliki kebutuhan untuk kebebasan pribadi, tidak tergantung sepenuhnya pada orang lain;
f. Menpunyai otonomi dalam diri dan memiliki kemandirian;
g. Memiliki penghayatan yang segar tentang individu fan dunia.
h. Memiliki pengalaman dalam diri yang besar;
i. Mampu melakukan identifikasi secara kuat kepada sesama teman, memiliki keinginan untuk menolong orang lain dan sangat berminat pada masalah kesejahteraan manusia;
j. Memiliki hubungan yang dekat dan mendalam dengan sedikit orang, sangat selektif memilih teman;
k. Memiliki nilai-nilai demokratis yang kuat, dapat berhubungan dan belajar dari yang kaya maupun yang miskin;
l. Memahami perbedaan makna untuk mencapai tujuan dan hak akhir yang ingin dicapai, memiliki moral dan etik yang tinggi;
m. Memiliki perasaan humor yang termotivasi dari dalam diri dan bersifat filosofis, tidak mengejek orang lain, kuat perasaan mengenai yang ganjil, memandang lelucon sebagai suatu yang terjadi secara spontan;
n. Memiliki kapasita yang besar untuk berkreatif; dan
o. Berhasrat menantang sesuatu yang mengandung resiko, terbuka akan pengalaman baru, menentang konformitas. Secara teoritis, dalam diri manusia terdapat tiga macam motif, yaitu motif berprestasi (need for achievement), motif untuk beralfiliasi (need for affilition) dan motif berkuasa (need for power)
Teori ini didasarkan atas :
Apabila seseorang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, sangat menyukai pekerjaan yang sangat menantang,maka ia tidak tidak percaya begitu saja kepada nasib baik, karena ia yakin bahwa segala sesuatu akan diperoleh melalui usaha;
Mempunyai motif berafiliasi tinggi tercermin pada keingianan untuk menciptakan,memelihara dan mengembangkan hubungan dan suasana kebatinandan perasaan yang saling menyenangkan antar sesama manusia. Ia tidak begitu mempersoalkan prestasi seseorang dalam organisasi. Biasanya orang seperti ini jarang menjadi manajer atau entrepreneur yang berhasil;
Motivasi berkuasa, ia mendapat dorongan apabila ia dapat mengawasi danmempengaruhi tindakan orang lain. Oleh karena itu perlu mempunyai motivasi untuk berkuasa, sebab kalau tidak akan kehilangan hak dan kewenangan untuk mengambil tindakan.
Faktor motivator yang dikemukakan dalam Teori Hyigiene adalah sebagai berikut:
a. Prestasi
b. Penghargaan atas pekerjaan
c. Tantangan pekerjaan
d. Bertambah tanggung jawab
e. Ada kemungkinan meningkat lebih maju
• Kreativitas
Kerativitas, yang dipengaruhi sebagian besar oleh motivasi, memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan wirausaha. Kreativitas penting untuk mencari peluang usaha, memikirkan produk baru, ataupun mengupayakan cara pemasaran yang berbeda dengan pemasaran pada umumnya. Kreativitas adalah pengembangan ide sehingga dapat tercipta sesuatu yang lebih baik dan lebih berguna.
Ciri – ciri kreatif menurut :
a. S.C Utami Munandar
Memiliki dorongan ingin tahu yang besar.
Sering mengajukan pertanyaan yang baik
Sering banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah
Bebas dalam menyatakan suatu pendapat. b. Guilfort, berpikir kreatif ada 5 ciri kemampuan kreatif antara lain :
1) Kelancaran (fluency) Yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan
2) Keluwesan (fleksibelitas) Yaitu kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan/pendekatan terhadap masalah.
3) Keaslian (originalty) Yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara – cara asli
4) Penguraian (elaboration). Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara lebih rinci
5) Perumusan kembali (redefinition) Yaitu kemampuan meninjau ulang persoalan berdasarkan sudut pandang yang berbeda dari apa yang umum diketahui.
Adapun ciri-ciri orang yang berpikir kreatif lainnya, yaitu :
• Mandiri
• Terbuka
• Melihat dengan tidak biasa
• Rasa ingin tahu
• Menerima perbedaan
• Objektif dalam berpikir dan bertindak
• Percaya diri
• Berani mengambil risiko
• Tekun
Langkah untuk membantu menerapkan kemampuan kreativitas seorang wirausaha, dapat dilakukan dengan cara berikut :
Rileks, yaitu santai.
Melatih otak.
Menentukan keinginan
Melakukan sesuatu dengan baik
Memfokuskan pada pemecahan permasalahan
Hal-hal yang dapat menunjang kreativitas dapat dilakukan dengan cara:
Komunikasi terbuka
Kenikmatan dalam mencoba ide-ide baru
Kenikmatan bekerja
Menerima adanya kebutuhan akan perubahan
Mengutamakan laporan-laporan pengawasan dan perketat pada peraturan
• Inovasi
Istilah Inovasi diperkenalkan oleh Schumpeter pada 1934, yaitu mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Inovasi adalah suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan dan ideide yang dapat dijual atau melakukan perubahan – perubahan untuk menghasilkan barang/jasa yang baru.
Ada beberapa hal yang dijadikan dasar untuk meningkatkan kemampuan inovatif produk dan pelayanan yaitu :
a. Berorientasi kepada tindakan untuk berinovatif
b. Buat produk dengan penuh inovatif dengan proses secara sederhana dan dapat dipahami serta dikerjakan
c. Mulailah membuat produk yang inovatif yang terkecil
d. Menentukan tujuan dalam berinovatif
e. Menjalankan uji coba dan merevisinya
f. Mulai belajar berinovasi dari pengalaman
g. Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan
h. Menghargai karyawan yang memiliki gagasan inovatif
i. Mempunyai keyakinan dan kerja dengan penuh inovatif dan resiko
Ada beberapa cara melakukan inovasi produk, teknologi atau pelayanan yaitu :
a. Mengembangkan produk yang sudah ada di perusahaan
b. Menemukan produk yang benar – benar baru
c. Mengembangkan produk yang sudah ada tetapi belum diproduksi perusahaan
Contoh hasil inovasi seperti :
Perkembangan berbagai komputer dan notebook
Perkembangan berbagai telepon genggam
Perkembangan berbagai kemasan produk
Perkembangan berbagai alat rumah tangga
Dalam proses penerapan kemampuan, menurut Kuratko, ada 4 jenis inovasi, yaitu:
Invensi (penemuan baru)
Ektensi (pengembangan dari yang sudah ada sebelumnya)
Duplikasi (penggandaan, memperbanyak produk yang sudah ada dan terkenal)
Sintesis (penggabungan atau mengombinasikan konsep dan formula yang sudah ada menjadi suatu formula yang baru)
Faktor-faktor yang mendukung untuk tercapainya keberhasilan penerapan kemampuan inovatif menurut James Brian Quinn, di antaranya:
Iklim inovasi dan visi
Orientasi pasar
Organisasi yang tetap datar dan kecil
Proses belajar interaktif
Ada beberapa hal yang menjadi sumber penerapan kemampuan berinovatif (Howell dan Heggins, 1990), yaitu:
Kejadian yang tidak diharapkan
Ketidak harmonisan
Proses sesuai dengan kebutuhan
Perubahan pada industri dan pasar
Perubahan demografi
Perubahan persepsi
Konsep pengetahuan dasar
Inovasi sebagai suatu proses digambarkan sebagai proses yang siklus dan berlangsung terus menerus.
Proses inovasi adalah sebagai berikut:
a. Inisiasi, yaitu kegiatan yang mencakup keputusan dalam organisasi untuk mengadopsi inovasi.
b. Pengembangan, kegiatan yang sesuai dengan pengembangan produk dan perencanaan proses, meliputi mengeluarkan ide dan memecahkan masalah
c. Implementasi, meliputi penerapan desain inovasi yang dibuat sebelumnya.
Cara-cara mengembangkan kemampuan untuk berpikir inovatif, yaitu:
Milikilah cita-cita
Perkayalah sumber ide, banyak membaca dan berdaya ingin tahu yang tinggi
Biasakan diri menerima perbedaan dan perubahan pada saat berdiskusi dalam mencari peluang usaha
Tumbuhkan sikap empati, berusaha untuk memahami dan meperhatikan apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain
9. Sikap Bekerja yang Efektif dan Efisien
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris, yakni effective, berarti manjur atau berhasil guna. Sesuai perkembangan teknologi, pengertian tersebut berkembang dan lazim diartikan sebagai tepat guna atau tepat sasaran. Kata “efektif” sangat berkaitan dengan hasil kerja yang tepat guna dan tepat sasaran. Dalam kalimat suatu karya ilmiah kata efektif hampir selalu disertai kata “efisien” sehingga membentuk rangkaian arti kompleks Efisien juga berasal dari bahasa inggris, yakni, efficient, yang berarti tepat atau pemakaian tepat. Sesuai perkembang dunia usaha dan teknologi efisien dapat diartikan sebagai pengorbanan yang layak mampu memperoleh hasil yang maksimal. Dengan kata lain, efisien adalah segala sesuatu yang dikerjakan dengan berdaya guna atau segala sesuatunya dapat diselesaikan dengan tepat, cepat, hemat, dan selamat.
a. Tepat; artinya kena sasaran sesuai dengan yang diinginkannya atau semua yang dicita-citakan tercapai
b. Cepat; artinya tidak menghabiskan waktu yang tidak perlu. Pekerjaannya selesai dengan tepat sebelum waktu yang ditetapkan
c. Hemat; artinya dengan biaya yang sekecil-kecilnya tanpa adanya pemborosan dalam bidang pekerjaan apa pun
d. Selamat; artinya segala sesuatu sampai pada tujuan pekerjaan yang dimaksud, tanpa mengalami hambatan-hambatan, kelemahankelemahan, atau kemacetan-kemacetan.
Orang-orang yang berhasil dalam bisnis adalah yang mau bekerja keras, tahan menderita, dan mau berjuang untuk memperbaiki nasibnya. Adapun perencanaan sikap dan perilaku bekerja efektif dan efisien sebagai berikut:
1. Masa inkubasi, artinya jika sudah ada usaha yang cocok, biarkan mengendap dulu
2. Analisis sumber perencanaan, yaitu menganalisis untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya
3. Sasaran jelas, realistis serta dibuat semenarik mungkin
Pada umumnya terdapat dua macam kegiatan dalam merencanakan proses kerja efektif dan efisien, yakni sebagai berikut.
a. Kegiatan-kegiatan wirausahawan mencakup keahlian menggunakan waktu, tenaga kerja, dan peralatan kerja.
b. Kegiatan-kegiatan wirausahawan mencakup aspek-aspek bisnis yang dianggap rutin. Hal ini meliputi menyiapkan laporan keuangan, monitor, merevisi anggaran, mengelola arus produksi, serta memasarkan produk dan jasa.
Adapun proses kerja efektif dan efisien berkaitan dengan bidang-bidang berikut ini :
a. Keahlian dan Keterampilan
1) Bidang-bidang keahlian yang dimiliki para wirausahawan
a) Keahlian dalam bidang Teknologi
b) Perkembangan perekonomian
2) Jenis-jenis keterampilan yang harus dimiliki oleh para wirausahawan
a) Tata buku atau akuntansi;
b) Mengetik;
c) Steno;
d) Bahasa Asing;
e) Pengetahuan asuransi;
f) Pengetahuan pajak;
g) Pengetahuan hukum;
h) Pengetahuan perbankan;
i) Teknik dan organisasi bisnis;
j) Impor dan ekspor dalam bisnis.
3) Jenis-jenis wirausahawan yang mempunyai keahlian khusus:
a) Wirausahawan sebagai Manager
Yaitu seorang wirausaha yang memiliki keahlian untuk memajukan usaha dengan pengetahuan bisnis modern, serta memperhitungkan secara efektif dan efisien
b) Wirausahawan Uang Yaitu seorang wirausaha yang memiliki keahlian dalam bidang menyalurkan dan mengumpulkan dana bergerak dalam pasar uang
c) Wirausahawan Social Engineer Yaitu seorang wirausaha yang mempunyai keahlian dalam bidang karya sosial dan moral
d) Wirausahawan Vak Yaitu seorang wirausaha yang memiliki keahlian di bidang produksi tertentu
b. Menggunakan waktu
Kemampuan menggunakan waktu dengan tepat, efektif, efisien, dan menguntungkan, merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh wirausawan. Agar para wirausahawan dapat menggunakan waktu dengan efektif dan efisien, ada beberapa pertanyaan yang harus djawabnya
1) Sudahkan mengadakan pembagian waktu menurut semestinya?
2) Apakah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan tepat objek dan tepat waktu?
3) Digunakan untuk apa waktu yang akan datang?
4) Apakah telah menggunakan waktu yang ada?
5) Apakah telah membuang waktu dengan sia sia?
6) Berapa lama waktu digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat?
7) Bagaimana harus membagi waktu agar bermanfaat?
Seorang wirausahawan harus memandang waktu sebagai berikut :
Waktu adalah organisasi keseluruhan dari aktivitas usaha untuk mencapai suatu tujuan
Waktu adalah kekuasaan yang dimiliki sekarang dan akan menentukan kejadian-kejadian di masa yang dating
Waktu adalah ukuran untuk menentukan berapa lama harus bekerja hingga menghasilkan sesuatu
Waktu adalah nilai uang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dinilai dengan uang.
c. Peranan tenaga
1) Tenaga kerja Peranan tenaga kerja yang efektif dan efisien, akan semakin besar bagi perusahaan yang menggunakan mesin-mesin, terutama dalam hal ketertiban, keahlian, keterampilan, dan kecakapan.
2) Pembangkit tenaga (power) Kekurangan tenaga listrik dalam perusahaan, mengakibatkan pemakaian mesin-mesin dan produksi menjadi terbatas. Untuk mendapatkan pembangkit tenaga listrik dalam jumlah yang cukup besar, dapat digunakan dua macam cara:
Menggunakan jasa listrik perusahaan listrik negara (PLN)
Mengusahakan sumber pembangkit listrik sendiri.
d. Alat-alat produksi Para wirausahawan harus dapat menggunakan dan memelihara alat-alat produksi dengan efektif dan efisien. Semua alat produksi yang dimiliki harus dapat berdaya guna secara wajar.
Komitmen Wirausaha
1. Pengertian komitmen
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, komitmen adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat didefinisikan bahwa komitmen dalam berwirausaha adalah suatu keterikatan diri dan keinginan yang kuat untuk membangun, memajukan, dan mempertahankan keberadaan usahanya dalam situasi apapun.
Dalam pengertian kewirausahaan, komitmen dirumuskan menjadi : “sikap pribadi yang secara konsisten mengkilat diri pada sesuatu rencana atau usaha untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah dirumuskan dan diputuskan dalam rangka meraih keberhasilan dalam usaha”
Adapun pengertian komitmen yang lain, yaitu suatu perjanjian atau kesepakatan untuk melakukan sesuatu. Komitmen tinggi seorang wirausaha adalah seorang wirausaha harus menepati perjanjian awal usahanya atau tujuan utama usahanya. Sehingga dengan komitmennya seorang wirausahawan bisa mencapai apa yang dicita-citakannya dari awal.
Ada 2 (dua) faktor utama yang membuat orang tidak dapat mempertahankan komitmen yang telah ia buat sebelumnya, yaitu :
1) Internal (diri sendiri)
Ceroboh saat akan mengambil keputusan, sehingga menyesal dikemudian hari.
Kurang berpikir panjang sewaktu menganalisa resiko-resiko yang akan dihadapi apabila ia mengambil keputusan.
Keyakinan goyah disebabkan karena seseorang tidak kuat mentalnya.
2) Eksternal (di luar diri sendiri), seperti :
Lingkungan. Seringkali karena pengaruh lingkungan, seseorang gagal dalam mempertahankan komitmennya. Didalamnya termasuk peran keluarga, pasangan, atau sahabat / teman.
Gaya hidup yang tidak benar Perkembangan jaman, selain membawa dampak positif, juga terkadang membawa dampak negatif bagi seseorang.
Pengaruh uang. Tidak bisa dipungkiri, uang memiliki power yang besar dalam hidup ini. Apabila seseorang tidak kuat mental, komitmen yang dibuat seseorang dapat kandas di tengah jalan.
Tidak tahan pada pasang surut kehidupan. Beberapa orang dapat terpengaruh akibat kehidupan yang dijalaninya, sehingga ia menyerah pada kehidupan.
Keinginan keras untuk maju
Keyakinan kuat untuk maju
Pemikiran yang kreatif dan konstruktif
Tanggung jawab dan jujur.
2. Jenis – Jenis Komitmen
Dalam Berwirausaha
1. Komitmen terhadap diri sendiri
Komitmen untuk mewujudkan cita – cita
Komitmen untuk keluar dari kemiskinan
Komitmen untuk hidup lebih baik
Komitmen untuk maju, hidup makmur, dan kaya
2. Komitmen pada keluarga (family commitment)
3. Komitmen pada visi bisnis (bussiness commitment)
4. Komitmen kepada orang yang mempercayai (trust bulding commitment)
5. Komitmen kepada konsumen (commitment to customers)
6. Komitmen terhadap lingkungan (environment commitment)
7. Komitmen terhadap aspek sosial ( social commitment) contohnya sebagai berikut :
Ikut menjaga kebersihan
Ikut mendukung program masyarakat
8. Komitmen terhadap etika bisnis (business ethic commitment) Agar kita dapat menjadi orang yang berkomitmen tinggi maka kita harus menerapkan hal-hal berikut:
a) Penerapan perilaku tepat janji
b) Penerapan perilaku tepat waktu
c) Penerapan kepedulian terhadap mutu hasil kerja
d) Penampilan
Faktor-faktor komitmen tinggi
Faktor-faktor pendukung yang benar-benar memanfaatkan komitmen tinggi adalah :
a. Konsentrasi pada manusia
b. Mercusuar
c. Konsisten
d. Tegas
Fair
Menerapkan perilaku tepat waktu
Seseorang yang ingin menjadi wirausahawan yang berhasil harus dapat memanfaatkan dan memandang waktu sebagai beriku:
a. Tepat waktu adalah organisasi, maksudnya keseluruhan dan dari aktivitas kegiatan untuk mencapai suatu tujuan
b. Tepat waktu adalah kekuasaan, maksudnya waktu yang kita hadapi sekarang akan menetukan kejadian-kejadian pada masa yang akan datang.
c. Tepat waktu adalah nilai uang, maksudnya waktu yang diberikan seseorang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dinilai dengan uang.
d. Tepat waktu adalah ukuran , maksudnya menetukan berapa lama harus bekerja untuk menghasilkan sesuatu dan berapa waktu yang diabaikan sehingga menimbulkan kerugian.
Menerapkan perilaku tepat janji
Yaitu merupakan sifat yang perlu dimiliki setiap wirausaha, karena hal ini akan mendatangkan kepercayaan, yaitu sebagai modal utama dalam segala bidang usaha.
Ciri-ciri potensi seorang wirausahawan adalah:
a. Bermoral tinggi dalam menepati janji
b. Bersikap mental tinggi dalam menepati janji
c. Terampil dalam belajar dan berusaha
Penerapan perilaku tepat janji seorang wirausahawan sebagai berikut:
a. Membiasakan sehari-hari tepat janji dan waktu
b. Membiasakan mendidik diri sendiri dalam belajar dan tidak berbohong
c. Merenungi kelelahan dan kelemahan yang terdapat dalam pribadi serta cara-cara untuk mengatasinya
d. Merenungi keberhasilan dan kegagalan dalam belajar, berkarya dan berprestasi e. Meningkatkan disiplin diri sendiri untuk membiasakan budaya menepati janji.
Menerapkan kepedulian terhadap mutu hasil kerja
Ada tiga unsur penampilan produk yaitu: Line (garis), Form (bentuk), dan color (warna)
Ketiga unsur tersebut perlu dibuat sedemikian rupa sehingga di peroleh keindahan, keserasian, dan kesesuaian pada penampilan produk.
Penampilan produk diharapkan dan dihadapkan pada tiga pilihan, yaitu:
a. Produk dan pelayanan dapat ditempatkan pada salah satu sasaran.
b. Produk dan pelayanan dapat ditampilkan lebih banyak jenisnya untuk merebut pasar.
c. Produk dan pelayanan dapat ditampilkan ditengah tengah masyarakat/pasar.
Tujuan perusahaan menampilkan produk yang lebih baik adalah:
a. Menciptakan hasil produk yang sesuai dengan selera konsumen
b. Menciptakan hasil produk yang berfaedah dan disenangi konsumen
c. Menciptakan produk yang mudah pemeliharaannya.
Penampilan seorang wirausaha yang baik adalah tidak membiarkan para konsumen terlalu menunggu-nunggu pelayanan yang lama. Penampilan wirausahawan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, yaitu:
a. Ramah tamah dan sopan satun
b. Mempunyai sikap perhatian dan bersahabat
c. Selalu bijaksana
d. Cekatan, periang dan mudah bergaul.
Menerapkan komitmen tinggi terhadap pengendalian diri
Dalam menerapkan komitmen tinggi terhadap pengendalian diri, seorang wirausaha harus memiliki
a. Ketabahan Berarti tetap dan kuat hati dalam menghadapi cobaan dan kesulitankesulitan hidup dan berusaha.
b. Keuletan Berarti tanggung, kuat dan tidak mudah putus asa. Keuletan harus ditunjang dengan perjuangan, pengorbanan, dan kepercayaan pada diri sendiri.
c. Disiplin Berarti latihan dan ketaatan pada peraturan. Disiplin diri memberi kekuatan-kekuatan, yaitu:
Menolong dan mengontrol sikap mental
Menguasai keadaan penghidupan
Mengatasi kegagalan, kemelaratan dan nasib buruk
Membentuk pola berfikir logis
Mengamankan dari rasa takut
Mengontrol batin dan mengarahkan pada tujuan
Mengembangkan kebiasaan melalui rencana dan tujuan
Menentukan keberhasilan dalam hal pemimpin.
d. Kerjasama Kekuatan manusia terletak pada kemampuan untuk bekerjasama dengan manusia lainnya. Kerjasama dapat dilaksanakan didalam:
Keluarga
Orang-orang se profesi
Masyarakat
Pemerintah Syarat kerjasama adalah murah hati, banyak senyum kepada temanteman dan penuh disiplin.
Kemampuan bekerjasama dapat diwujudkan apabila saling pengertian, saling asah, saling asuh dan saling kasih.
3. Pentingnya komitmen tinggi bagi wirausaha Pentingnya komitmen tinggi bagi seorang wirausaha adalah setiap saat pikirannya tidak lepas dari perusahaan dan selalu berusaha untuk memajukannya. Seorang wirausaha yang memiliki komitmen tinggi didalam usahanya diharapkan :
Pantang menyerah terhadap keadaan dan situasi apapun
Memiliki semangat dan tahan uji terhadap setiap tantangan
Memiliki kesabaran dan ketabahan didalam berusaha
Selalu bekerja, berjuang dan rela berkorban
Seorang wirausaha harus mempunyai kekuatan pribadi sebagai modal utama untuk belajar, bekerja dan berusaha sehingga memiliki kemerdekaan batin yaitu keselarasan antara keinginan dan pandangan. Seorang wirausaha setidak – tidaknya harus memiliki 7 kekuatan yang dapat membangun kepribadian yaitu :
1) Keyakinan yang kuat untuk maju
2) Kemauan keras untuk maju
3) Pemikiran yang konstruktif dan kreatif
4) Keuletan dan ketekunan
5) Kesabaran dan ketabahan
6) Ketahanan fisik dan mental
7) Kejujuran dan tanggung jawab Adapun komitmen tinggi yang harus dimiliki wirausaha diantaranya :
a. Mengerti akan tujuan berwirausaha
b. Memiliki motivasi yang tinggi
c. Berkemauan keras untuk menyelesaikan tugas
d. Bekerja dan berusaha dengan teliti dan cermat
e. Tidak suka menunda tugas dan pekerjaannya
f. Percaya pada diri sendiri dalam menghadapi tugas
g. Rajin, tekun , ulet dan tabah h. Mampu mendaya gunakan waktu Pentingnya komitmen tinggi bagi wirausaha adalah :
Bisa mendapatkan hasil maksimal dengan sumber daya minimal
Dapat menggunakan sumber daya secara efesien
Menerapkan dan meningkatkan serta memajukan perusahaan
Meningkatkan kesuksesan dalam berwirausaha
Meningkatkan rasa kepercayaan
Meningkatan etos semangat kerja bagi pribadi wirausaha dan karyawannya.
Kepemimpinan Wirausaha
1. Definisi Kepimpinan
Banyak definisi yang diberikan tentang kepemimpinan, antara lain:
George R. Terry, Leadership the activity of influencing people to strive willingly for group objectives.
Harold Koontz and Cyril O’Donnell state that leadership is influencing people to follow in the achievement of a common goal.
Berdasarkan beberapa definisi diatas maka ada 3 variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan:
a. Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut. Seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya yang mau bekerjasama dengan dia untuk memajukan perusahaan.
b. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasaan kepada karyawan atau seorang karyawan diangkat menjadi pemimpin pada bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini seorang wirausaha telah membagikan kekuasaannya kepada karyawan lain untuk bertindak atas nama dia. Selanjutnya segala macam informasi sebagai hasil dari pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan dapat dimonitor oleh pimpinan.
c. Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan. Seorang wirausaha tidak hanya mengatakan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan tetapi juga harus mampu karyawan untuk berperilaku dan bertindak untuk memajukan perusahaan
2. Sifat-Sifat kepemimpinan
Ada sejumlah sifat-sifat kepribadian yang perlu dimiliki para pemimpin (Andy Undap, 1983) yaitu:
a. Pendidikan umum yang luas, seseorang yang berpendidikan akan mempunyai kemampuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
b. Kematangan mental, seorang pemimpin harus memiliki kematangan mental yang terlihat pada kestabilan emosional, tidak mudah tersinggung, tidak gampang marah dan sebagainya.
c. Sifat ingin tahu, sifat ini mendorong seorang pemimpin untuk menyelidik, inovatif dan kreatif.
d. Kemampuan analitis. Seorang pemimpin harus mampu menganalisa gejala-gejala informasi yang ia terima, sehingga dapat mengambil keputusan yang positif dan berguna untuk kemajuan bisnisnya.
e. Memiliki daya ingat yang kuat. Seorang wirausaha akan berhadapan dengan banyak orang berbagai sifat perilaku sehingga diperlukan kemampuannya untuk mengingat. Kemampuan mengingat ini akan sangat membantu proses kepemimpinannya.
f. Integratif. Seorang wirausaha harus mempunyai kepribadian terpadu tidak terpecah-pecah yang membuat dia terombang-ambing. Juga harus memiliki sifat integratif dalam rumahtangganya.
g. Keterampilan berkomunikasi. Hal ini sangat diperlukan oleh seorang wirausaha untuk berkomunikasi dengan lingkungan bisnisnya.
h. Keterampilan mendidik. Seorang wirausaha harus mampu memberi petunjuk dan mendidik karyawannya dalam beberapa hal baik yang berhubungan dengan pekerjaan ataupun yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.
i. Rasional dan objektif. Pemikiran dan keputusan yang diambil oleh wirausaha berlandaskan pada pemikiran sehat dan tidak emosional.
j. Pragmatisme. Keputusan-keputusan seorang wirausaha harus dibuat sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang tersedia.
k. Ada naluri prioritas.
l. Pandai mengatur waktu.
m. Kesederhanaan.
n. Sifat keberanian.
o. Mau mendengar.
3. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Beberapa tipe kepemimpinan menurut Kartini Kartono (1983) adalah sebagai berikut:
a. Tipe kharismatik
Pemimpin kharismatik merupakan kekuatan energy, daya tarik luar biasa yang diikuti oleh para pengikutnya.
b. Tipe Paternalistis dan Maternalistis
Tipe paternalistis bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau sebagai ibu yang penuh kasih sayang. Pemimpin tipe ini kurang memberikan pada karyawan untuk berinisiatif dan mengambil keputusan.
c. Tipe Militeristis
Tipe militeristis banyak menggunakan system pemerintah, system komando dari atasan kebawahan sifatnya keras, sangat otoriter, menghendaki bawahan agar selalu patuh, penuh acara formalitas.
d. Tipe Otokratis
Tipe otokratis berdasarkan kepada kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, dia menjadi raja. Setiap perintah ditetapkan tanpa konsultasi, kekuasaan sangat absolut
e. Tipe Laissez Faire
Tipe laissez faire ini membiarkan karyawan berbuat semaunya sendiri semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan oleh bawahan. Pimpinan hanya merupakan symbol yang tidak memiliki keterampilan.
f. Tipe Populistis
Tipe populistis ini mampu menjadi pemimpin rakyat. Dia berpegang pada nilai-nilai masyarakat tradisional.
g. Tipe Administratif
Pemimpin tipe administrative ialah pemimpin yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif sehingga diharapkan muncul perkembangan teknis, manajemen modern dan perkembangan sosial.
h. Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan pada pengikutnya. Tipe ini menekankan pada rasa tanggung jawab dan kerjasama yang baik antar karyawan
Kepemimpinan Dalam Wirausaha
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan. Para wirausahawan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangakan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi mereka dalam memajukan perusahaannya.
Perilaku Kepemimpinan
Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama :
a. Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dan mencapai sasaran.
b. Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi
Ada tiga variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan
a. Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut
b. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan
c. Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan
Tiga pendekatan utama kepemimpinan
a. Pendekatan sifat-sifat (traits approach)
b. Pendekatan keperilakuan ( behavioral approach)
c. Sebab-sebab munculnya pemimpin
Orientasi Tugas Pemimpin
Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut :
a. Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya
b. Menetapkan tujuan yang sukar tapi dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang diharapkan dari mereka.
c. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumuskan secara jelas dan khas
d. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
e. Berminat mencapai peningkatan produktifitas.
Orientasi Kepada Orang-Orang
Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung menunjukkan pola sebagai berikut :
a. Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan ketegangan jika timbul.
b. Menunjukkan perhatian kepada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat produksi saja.
c. Menunjukkan perhatian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan dan keinginan, perasaan dan ide karyawan.
d. Mendirikan komunikasi timbal balik dengan karyawan.
e. Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif.
f. Menciptakan suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.
Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam berhubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan daripada kerjasama, serta tidak pernah mendelegasikan tugas dan tanggung jawab
Pemimpin dan Manajer
Memimpin tidaklah sama dengan mengelola (manage). Walaupun beberapa wiraswastawan adalah seorang pemimpin dan beberapa pemimpin adalah wiraswastawan, memimpin dan mengelola bukanlah merupakan aktivitas yang identik. Kepemimpian adalah bagian dari manajemen. Pengelolaan ( manage) adalah bidang yang lebih luas dibandingkan memimpin dan dipusatkan pada masalah perilaku maupun non perilaku. Kepemimpinan terutama dipusatkan pada isu perilaku.
Pendekatan-Pendekatan Kepemimpinan
Pendekatan perilaku kepemimpinan menganggap bahwa pemimpin yang baik adalah dilahirkan dan bukannya diciptakan. Pemimpin yang berhasil cenderung memiliki karakteristik berikut :
1. Kecerdasan, termasuk kemampuan menilai dan verbal.
2. Prestasi dimasa lalu dalam bidang pendidikan dan olah raga.
3. Kematangan dan stabilitas emosional
4. Ketergantungan, ketekunan, dan dorongan untuk mencapai prestasi yang berkesinambungan.
5. Keterampilan untuk berprestasi secara sosial dan beradaptasi dengan berbagai kelompok
6. Keinginan untuk menggapai status posisi sosial ekonomi,
Penentuan dalam Membuat Keputusan
Tiga faktor utama yang mempengaruhi penentuan wiraswastawan tentang perilaku kepemimpinan mana yang akan digunakan untuk membuat keputusan adalah :
a. Kekuatan dalam diri wirausahawan
b. Kekuatan pada bawahan.
c. Kekuatan dalam situasi kepemimpinan.
Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wirausaha adalah suatu proses yang menuntut pertumbuhan seiring dan tiga komponen, yaitu pengembangan pribadi individu, efektivitas kerja sama tim dan perubahan organisasi. Namun terlalu sering ketiga komponen ini tumbuh tidak seiring. Sebagai contohnya, kita ambil mereka yang memilih untuk melakukan pengembangan pribadi. Tidak terhindarkan lagi, cepat atau lambat, akan dijumpai bahwa mereka melihat sesuatu dengan cara yang berbeda dan tim tempat mereka bekerja dan dan onganisasi yang mereka layani. Apa yang terjadi? Biasanya rekan sekerja sangat cepat untuk memadamkan pendekatan antusias mula-mula yang dimiliki oleh seorang individu dengan komentar:
“Jangan pedulikan, mereka sudah berada di jalur yang benar—tapi jangan khawatir, mereka akan segera kembali normal”. Pendekatan individual yang kedua yang lebih jujur adalah mencoba untuk mengawali perubahan di dalam tim dan organisasi mereka. Sering kali setelah itu mereka merasa terisolasi. Pendekatan ketiga yang lebih menentukan adalah memiliki pendirian. Ini memberikan pembenaran bagi rekan-rekan yang lain untuk mengisolasi lebih jauh. Bergantung pada daya tahan dan tingkatan status mereka, pendekatan yang beragam mi dapat berjalan sampai dengan tingkatan tertentu, namun biasanya hanya untuk jangka pendek. Kemudian pendekatan reflektif yang keempat “mengapa saya membuangbuang waktu saya di sini” datang kepada mereka. Dan ini seseorang akan jatuh kembali dalam rasa aman perilaku lama yang sudah dibuang atau mengambil kesempatan untuk pergi. Langkah ini mungkin berharga bagi orang tersebut, walaupun menyakitkan bagi organisasi. Mereka melakukan hal itu bukan karena mereka benar-benar menginginkannya tapi karena mereka telah mencapai tingkat ketidakpuasan terhadap apa yang mereka lakukan. Dengan bekerja keras untuk mengembangkan potensi mereka, mereka ingin tetap melanjutkan bertumbuh, bukannya dihalangi oleh pemikiran sempit dan kekhawatiran akan rasa aman. Mereka ingin memiliki kemampuan untuk melayani dan dihargai, menjadi seperti kepada siapa mereka bekerja sekarang. Untuk alasan yang sama banyak hubungan gagal ketika salah satu berkembang dan yang lain ingin menjaga agar segala sesuatu tetap seperti apa adanya. Dalam suatu hubungan, kecuali terdapat kesepakatan untuk pertumbuhan dan penghargaan, mereka akan kandas gagal atau tersapu hanya disebabkan oleh perilaku mereka. Hal yang sama dan sudut pandang organisasi, setiap program perubahan yang tidak mengembangkan secara pribadi orang-orangnya dan terus melakukannya dengan membangun pemikiran dan kepemilikan wirausaha, tidak akan dapat menghindar dan ketidaklanggengan dan akan terlihat hanya sebagai suatu trend sesaat dengan pengulangan kata-kata yang umum:
“lagi-lagi ini, program perubahan yang lain” yang disuarakan di sepanjang koridor dan e-mail. Suatu kejutankah bahwa organisasi tidak mempertahankan orang orang terbaiknya? Persentase orang yang meninggalkan organisasi cukup tinggi. Berinvestasi jutaan dolar untuk pelatihan demi keuntungan kompetisi merupakan kegiatan yang biasa dilakukan, namun mempertahankan orangorang unggul yang menjadi kunci pengembangan organisasi sebenarnya lebih masuk akal. Dan sudut pandang tim, banyak pesaing yang sukses dan organisasi mapan telah mempersiapkan diri karena keseluruhan tim yang dikembangkan bersama, merasa tertahan baik oleh orang-orang dalam organisasi maupun oleh struktur organisasi itu sendiri. Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia membangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi. Ingat bahwa Kepemimpinan Wirausaha adalah: menanamkan keyakinan untuk berpikir, berperilaku dan bertindak dengan cara wirausaha dengan pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua stakeholders yang terlibat, Tampak bahwa kewirausahaan melibatkan kemauan untuk bekerja bersama. Dalam bagian ini terangkum dalam daftar (Prinsip dan Pelaksanaan) di atas yang dimaksudkan untuk membantu Anda belajar, menerapkan, mengajarkan dan menumbuhkan pninsip dan kegiatan yang akan mengembangkan atribut dan kepemimpinan wirausaha kepada seluruh organisasi.
Sumber: Guru Pembelajar
Tidak ada komentar