Judul: Logika Ilmu Menalar. Penulis: W. Poespoprodjo dan T. Gilarso. Penerbit: CV. Pustaka Grafika, Bandung. Cetakan II: November 2006. Halaman: 188.
Buku “LOGIKA ILMU MENALAR” ini merupakan salah satu karya terbaik DR. W. Poespoprodjo, S.H., S.S., LPh., B.Ph., yang kali ini didampingi oleh Drs. EK. T. Gilarso.
Meskipun menurut para penulisnya buku ini ‘sangat sederhana’, namun isinya ternyata cukup padat, antara lain mencoba memaparkan berbagai masalah LOGIKA dari A sampai Z.
LOGIKA berasal dari kata Yunani logos, yang berarti ucapan, kata, pengertian, pikiran, ilmu. Sejak zaman dulu LOGIKA atau “ilmu penalaran” diajarakan di sekolah-sekolah dan universitas-universitas sebagai pegangan dan bekal dalam usaha menggali ilmu serta meningkatkan kemandirian intelektual dan rohani seseorang.
Dalam LOGIKA dipelajari aturan atau patokan yang harus diperhatikan untuk dapat berpikir dengan tepat, teliti dan teratur agar mencapai kebenaran. LOGIKA melatih kita untuk menganalisis suatu jalan pikiran, menguji kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dan kepastian yang dapat dicapai sehingga kita dapat membedakan pemikiran yang tepat “lurus” dan benar dari yang kacau serta salah.
Oleh sebab itu, lapangan penerapan LOGIKA luas sekali, bukan hanya di bidang ilmu pengetahuan saja, tetapi di seluruh bidang kehidupan. Sebab sebagai mahluk yang berakal, kita harus lebih banyak menggunakan akal sehat di segala bidang kehidupan, serta mendasarkan tindakan-tindakan kita atas pertimbangan yang “masuk akal”.
Saat ini, ketika bangsa kita sedang dilanda krisis yang multikompleks, dimana perubahan tatanan kehidupan dan struktur masyarakat berlangsung sangat cepat maka sangatlah dibutuhkan orang-orang yang cakap berpikir, pandai menalar secara objektif, rasional dan kritis, yang mampu membedakan yang benar dari yang salah, dan yang mendasarkan tindakan-tindakannya atas alasan-alasan yang tepat, bukan atas dasar emosi dan prasangka.
Dalam buku ini terdapat 6 bab. Bab 1 Logika, Bab 2 Pengertian dan Perkataan, Bab 3 Putusan dan Kalimat, Bab 4 Penyimpulan Langsung, Bab 5 Penyimpulan Tidak Langsung dan Bab 6 Kesalahan Logis.
Hubungan. Hubungan antara dua hal dapat dinyatakan dengan berbagai cara: Kalimat berita atau putusan, Hubungan sebab akibat, hubungan maksud-tujuan (final), dan Hubungan bersyarat (kondisional). (Halaman – 17).
Semua orang berambut gondrong itu penjahat. Nah, para penjahat harus dihukum. Jadi, semua orang yang berambut gondrong harus dihukum. Jalan pikiran logis, tetapi kesimpulan salah, karena titik pangkal salah: Berambut gondrong tidak sama dengan penjahat. (Halaman – 22).
Buku ini dihadirkan dengan masalah-masalah logika diusahakan dipaparkan dengan cara yang sangat sederhana dalam meningkatkan kemampuan berpenalaran secara tertib. Semenjak kecil kita sudah biasa dan sering berpikir. Namun, apabila diselidiki lebih lanjut, dan terutama bila harus dipraktekkan sungguh-sungguh, ternyata bahwa berpikir dengan teliti dan tepat merupakan kegiatan yang cukup sukar.
Penulis: Fahrullah
Tidak ada komentar