Mata Ari sudah tak terasa berat sekali seperti digandrungi padi tiga ton. Akan tetapi Ari (21) harus bersabar karena masih dalam perjalanan pulang setelah menerima last ordernya. Kosan tercinta pun menyambut hangat Ari, tepat jam 12 malam Ari langsung menuju surga dunia tempat pembaringan untuk mengistirahatkan tubuhnya. “Sahur, sahur”, bunyi anak-anak komplek membangunkan warga. Samar-samar Ari mendengar suara itu namun saking nikmatnya tidur suara pun berubah menjadi suara ajakan si doi menuju pelaminan wkwkwk. Asolatu khairum minanaum, suara adzan shubuh terdengar. Ari seperti turun dari medan perang dunia ketiga, panik seketika melihat jam sudah 04.30. Ari pun pasrah seperti ijab qobul di hadapan calon mempelai.
“a Ari puasa teu”, terdengar suara bidadari cantik yang turun dari khayangan menyapa Ari. Dia adalah Juni (19) mojang keturunan Bandung. Bodinya seperti gitar spanyol, suaranya seperti embun pagi dan memilikinya merupakan lebih baik dari dua rokaat sebelum shubuh yaitu lebih baik dari dunia dan seisinya.”Alhamdulillah Jun puasa”. Mereka berdua berjalan beiringan menuju kelas di kampus tercinta. Dunia hanya milik berdua yang lain sisanya ngontrak menyelinap pikir Ari. Bibir Juni dengan lincah menerangkan tentang mata kuliah metodologi penelitian hari kemarin. Ari tak begitu mengindahkan pikirannya melayang karena kesiangan tidak makan sahur padahal dia mempunyai sakit maagh.
Mata kuliah hari ini adalah mata kuliah statistik Ibu Dian (38) dosen muda yang elok seperti bunga sedang mekar. Dalam pemaparannya Bu Dian Ari tidak terlalu konsentrasi menyimak bu dosen cantik, dia hanya fokus pada perutnya karena tidak sahur maklum Ari mempunyai riwayat sakit maagh kronis.
Ari izin keluar kelas menuju sekretariat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM). Dia pun sejenak menjatuhkan badannya ke lantai. Sambil memegang perutnya Ari sedikit kesakitan. Mata Ari bergerilya menuju sudut ruangan rupanya ada sisa sedikit nasi goreng di meja sekret BEM itu. Tanpa pikir panjang Ari langsung menyantap sisa nasi goreng itu seperti Harimau memangsa lawannya tanpa tersisa. Sedang asyik dan lahap-lahapnya terdengar suara tapak kaki menuju sekretariat, Ari panik bukan kepalang. Dia lalu langsung menuju tempat cuci piring. Farhan (20) sekretaris BEM masuk mengambil salah satu administrasi organisasi. “Nuju naon ketua Ari teh didieu”, biasa han ini lagi cuci piring sebagai bentuk menjaga kerapihan di sekretariat kata Ari sambil memncuci piring.
End
Tidak ada komentar